Jumat, 19 September 2014

MENJAGA HATI



Menjaga HATI / LIVER / HEPAR

HATI…! buat kami yang sedang mengerjakan tugas tentang liver terbersit untuk kemudian menulis esai dengan judul  "PENEMUAN TERBARU MENGENAI KANKER HATI”  yang kemudian tersebar dari mulut-ke mulut hingga social media-pun dirambah

Penemuan terbaru mengenai kanker hati..!
Jangan Tidur Terlalu Malam…! Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (dalam medis sering disebut SGOT, SGPT), tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm…!!. Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil laboratorium indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK dan baik-baik saja. Kesalah-pahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis khususnya internis (dokter penyakit dalam), benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang kurang tepat dalam hal ini. 

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang bereda dan kurang tepat, bahkan ekstrimnya menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan. Ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan “supersound”  baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati/hepar) sudah termakan habis. Pasien sangat kaget sekali dan merasa itu tidak mungkin, “Bagaimana mungkin..? tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?” Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati ya dengan SGOT, SGPT. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “ normal “. 

Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) hanyalah salah satu item dari beberapa cara pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat medis. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalah pahami oleh kalangan medis sendiri  (di Taiwan juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami). Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka-angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal. Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT didalam darah meningkat. Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. 

Bagi banyak para penderita radang hati , meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi didalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati. Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih. Beberapa penyebab utama kerusakan hati adalah :
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
2. Tidak rutin buang air besar pada pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan (Daging panggang, sate, dan gorengan / minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil....) Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
4. Tidak makan pagi atau sarapan.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
7. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
8. Merokok atau menjadi perokok pasif.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup mengatur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya“. Sebab : waktu malam hari pk 21.00 – 23.00 : adalah pembuangan zat-zat yang tidak berguna/beracun(de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik pelan (lebih baik lagi bila sudah tidur). Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan. Waktu malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00 saat-saat proses de-toxin dibagian hati, dan ini harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas bila tidak maka tidak akan terjadi. waktu dini hari 01.00 - 03.00 : proses de-toxin berpindah dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas. Dan waktu dini hari 03.00 – 04.00 de-toxin berlangsung dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selam durasi waktu dini hari ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran. 

Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna. waktu pagi pukul 05.00 – 07.00 de-toxin di bagian usus besar sehingga waktu itu harusnya buang air besar berjalan. Waktu pagi pukul 07.00 – 09.00 waktu penyerapan gizi dari makanan bagi usus kecil jadi watu itu harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30 dan sarapan atau makan pagi sebelum pk 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat sarapan pagi hingga pukul 09.00-10.00 daripada tidak makan sama sekali.
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 04.00 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Maka dari itulah tidurlah yang nyenyak dan jangan begadang (seperti laginya Rhoma Irama). 

Terakhir “MOHON DISEBARLUASKAN PENGETAHUAN INI KEPADA SEGENAP KELUARGA, TEMAN-TEMAN DAN REKAN-REKAN SERTA RELASI YANG KITA CINTAI SUPAYA DAPAT TERHINDAR DARI PENYAKIT YG AKAN MEMBAWA MAUT & MALAPETAKA DALAM KEHIDUPAN INI” dan akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda

Diceritakan dan ditulis ulang sesuai aslinya
Semoga bermanfaat


Kamis, 18 September 2014

BAGAIMANA JIKA ADA OBAT DIRUMAH...?



Para pembaca sekalian, mungkin sangat sederhana beberapa dari anda menyimpan obat atau memperlakukan obat di rumah. asalkan letaknya di atas meja atau di atas almari dan tidak mudah dijangkau anak-anak atau yang penting tidak sembarangan (tidak asal meletakkan obat dilantai begitu saja..). Padahal obat mempunyai isi bahan kimia tertentu yang mungkin salah satu kandungannya sangat berbahaya bila salah urus. salah urus disini yang dimaksudkan adalah segala hal yang berhubungan dengan obat tersebut dari cara mengkonsumsi, cara memakai, bagaimana menyimpan, berapa kali boleh memakai, kapan batas berakhirnya obat tersebut, bagaimana cara membuangnya, boleh tidak diberikan anak-anak atau ibu hamil dan sebagainya.

Dari tempat kita membeli biasanya kita Tanya atau justru kita sudah tahu cara mengkonsumsi atau menggunakan atau biasaanya kita sudah mendapatkan caranya dari saat kita membeli di apotek, toko obat atau saat menebus resep obat baik di apotek, rumah sakit, toko obat, klinik, puskesmas, tempat praktek dokter atau tempat resmi lainnya. (hati-hati bila mendapatkan obat dari tempat yang tidak resmi). Dari satu kita tahu berapa kali sehari diminum, atau tiap berapa jam kita memberikan pada si-sakit, atau bagaimana cara menghirup obat untuk pelega pernafasan, bagaimana, berapa kali dan berapa tetes untuk tetes telinga yang kita bawa kerumah, kalau kurang jelas mending sekalian tanyakan disitu dan pastikan bahwa obat tersebut memang untuk menyembuhkan sakit dan bukannya diam seolah segalanya sudah tahu tentang obat yang kita beli, jangan sampai pulang bawa obat terus bingung setelah sampai rumah, bila perlu kita tanyakan fungsi dan guna masing-masing obat bila mendapatkan obat lebih dari satu dan kapan waktu yang baik dan aman untuk menggunakannya atau mengkonsumsinya serta pantangan untuk makanan atau kegiatan tertentu semisal obat yang punya efek membuat si-sakit mengantuk maka jangan mengendarai kendaraan atau kerja yang butuh konsentrasi semisal menggerakkan mesin pemotong dengan daya yang besar, atau efek dari obat tersebut membuat perut sedikit kembung atau mual.

Yang menjadi inti disini selain semua itu ialah bagaimana cara menyimpan obat dirumah?, sebelum menyimpan alangkah lebih baiknya memberitahukan ke seluruh penghuni rumah bahwa ada obat yang sedang dikonsumsi sehingga akan ada perhatian dari penghuni rumah, bila perlu terangkan pula apa yang didapat disaat mengambil obat tadi, seperti harus dokocok dahulu sebelum meminumkan, setelah atau sebelum makan, jangan minum es atau pedas dsb cara yang paling aman pertama tentulah jauh dari jangkauan anak-anak (bila sudah berkeluarga dan mempunyai anak), jauhkan dari paparan cahaya matahari atau beberapa obat jauhkan dari lampu yang sangat terang atau tempat yang terlindung dari cahaya, beberapa obat peka dengan sinar matahari seperti obat-obatan berbentuk cair seperti syrup atau obat tetes mata dsb terus jauhkan dari sumber panas seperti lemari es, mesin cuci, kompor dsb, karena obat akan bisa berubah bentuk dari zat kimia tertentu yang berkhasiat kemudian terpapar panas berubah menjadi zat kimia lain yang menjadi tidak berkhasiat atau malah justru berubah menjadi racun dan zat lain yang berbahaya, seperti misalnya obat berbentuk efferfescent (obat yang harus dilarutkan dalam air minum segelas terlebih dahulu sebelum dikonsumsi) kemudian kita lupa menutup tabung obat dan menempatkannya di udara terbuka, maka tidak akan lama obat-obatan tersebut akan lumer karena menangkap uap air dari cahaya untuk kemudian berreaksi sehingga obat sudah tidak berbentuk tablet melainkan zat lain dan sangat tidak dianjurkan untuk di konsumsi saat meneriam obat tanyakan kadaluarsa obat tersebut, beberapa obat mencantumkan tanggal kadaluarsanya tetapi ada juga yang berubah dari tanggal yang tercantum semisal obat berbentuk syrup, biasanya setelah obat berbentuk syrup dibuka segelnya maka obat tersebut biasanya hanya akan aktif dalam hitungan minggu (1 sampai 2 minggu saja) kecuali obat yang memang dinyatakan atau diterangkan lain saat kita menerima obat tersebut, dan bila ada obat yang diserahkan kepada kita ternyata sudah kadaluarsa kita berhak untuk mengembalikan dan meminta ganti obat dengan batas kadaluarsa yang aman cara yang lazim adalah dengan membuang ketempat sampah, ternyata hal ini sangat tidak dianjurkan karena ternyata obat-obatan yang dibuang ditempat sampah akan menjadi lahan pemalsuan obat, untuk itu cara yang mudah adalah bukan membuangnya ke tempat sampah tetapi dengan menanam obat tersebut ditanah atau bila memungkinkan maka buanglah obat-obatan sisa atau yang sudah tidak terpakai tersebut di tempat-tempat pengelola kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, Rumah bersalin dsb, karena tempat-tempat tersebut ada tenaga kesehatan yang sangat faham tentang obat dan cara yang aman untuk pembuangannya. sampai disini dulu keterangan yang bisa saya sampaiakan terima kasih




Rabu, 17 September 2014

DILEMA SEKOLAH dan AKADEMI (dengan tambahan nama) FARMASI




DILEMA SEKOLAH dan AKADEMI (dengan tambahan nama) FARMASI

Sudah bukan rahasia lagi bila sekolah menengah dan akademi dibidang atau jurusan kesehatan seperti sekolah perawat, sekolah farmasi dan sekolah kesehatan lainnya begitu tumbuh subur di Indonesia, ini  karena sangat mudahnya akses kerja setelah selesai atau lulus dari pendidikan tersebut dimana lulusan dari sekolah atau akademi tersebut masih terbuka lebar peluang untuk mendapatkan kerja ataupun sudah banyak yang menanti untuk segera di pekerjakan pada tempat atau industri-industri kesehatan, bahkan dunia kesehatan menjadikan peluang tambahan bagi lulusan dari jurusan lainnya untuk ikut andil dalam pengembangan dunia kesehatan seperti pengembangan teknik medis, informasi kesehatan dan pengobatan dan sebagainya

Tetapi dari kegembiraan tersebut ternyata banyak dunia pendidikan mengembangkan pendidikan dan akademi kesehatan yang terlalu jauh dari kebutuhan sehingga serapan lulusannya justru menjadi kebingungan dan merasa terombang-ambing oleh kebijakan dan segala aturan yang melingkupinya termasuk keinginan segelintir orang (yang mungkin terasa dipaksakan) untuk membuka sekolah atau akademi baru dimana setelah selesai hanya segelintir saja dapat berkiprah di dunia kerja atau memang lulusannya benar-benar dibutuhkan oleh dunia kerja, pertanyaan yang mengemuka adalah sudah adakah kajian bila sekolah akademi tersebut dibentuk akan benar-benar dibutuhkan dan diserap oleh banyak kalangan, kurikulum yang ternyata tidak mendukung lulusannya, hingga regulasi yang ternyata dari segi hukum, tata aturan dan etika ternyata tidak mendukung

Sekarang kita bicara di ranah sekolah dan akademi farmasi, setelah itu lantas muncul pertanyaan bagaimana dengan sekolah-sekolah serta akademi-akademi kesehatan yang tumbuh menjamur dan mempunyai jurusan dengan embel-embel farmasi di Indonesia, sudahkah ada kajian yang melatar belakangi itu semua sehingga berdiri dengan dasar yang kuat dan kalau sudah berdiri dan sudah meluluskan lulusan yang baik apakah langsung bisa bekerja dan tidak terganggu dengan segala aturan yang ternyata justru kontraproduktif? dan jawabannya ternyata masih banyak siswa atau mahasiswa yang ternyata masih merasa terjebak karena beberapa jurusan seolah tidak diakui oleh dunia kerja atau profesi yang membidanginya.

Sekarang banyak sekolah dan akademi farmasi yang membuat jurusan baru tetapi tidak diakui oleh organisasi profesi farmasi sendiri dan dalam hal ini PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) seperti sekolah-sekolah pemasaran farmasi, akademi-akademi kimia farmasi, akademi-akademi industri farmasi serta masih banyak lainnya dimana rekomendasi atau surat sertifikasi tenaga farmasi untuk kerja ada pada mereka dan PAFI menilai bahwa kurikulum atau mata pelajaran mereka sudah tidak lagi sebagai ilmu farmasi murni karena sudah menjadi sekolah bla..-bla..-bla.. farmasi atau akademi bla..-bla..-bla.. farmasi dengan harapan kalau mereka lulus mereka bekerja dengan ijasah saja tanpa rekomendasi, sertifikasi, atau surat-surat pendukung lain, padahal PAFI hanya merekomendasi dan akan memberikan surat sertifikasi bagi sekolah atau akademi yang benar-benar berdasar ilmu farmasi murni.

Maka tidak heran bila PAFI dalam hal ini dibikin bingung dan kalangkabut karena saat sekolah atau akademi itu berdiri mereka tidak tahu menahu bahkan disentilpun tidak tetapi begitu lulusan itu masuk dunia kerja mereka berbondong-bondong mencari dan mendapatkan rekomendasi atau surat sertifikasi dimana di organisasi profesi ini dikenal dengan singkatan STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Kefarmasian) dari organisasi profesi bahwa mereka diakui ke-profesi-annya yang regulasi sebelumnya dikenal dengan SIAA (Surat Ijin Kerja Asisten Apoteker), apa mau dikata PAFI punya aturan organisasi keprofesian sendiri dan mereka tidak mau dibilang organisasi profesi yang tidak profesi professional dengan memberikan rekomendasi dalam hal ini STRTTK diberikan kepada lulusan sekolah dan akademi dengan beda latar belakang pendidikan

Kemudian apakah para penggagas ide sekolah dan akademi tersebut setelah para siswa dan mahasiswa tersebut lulus dari sekolah dan akademi-nya sudah memikirkan kelanjutan siswanya dan mungkinkah ada organisasi profesi lain yang memberikan registrasi atau bahkan surat rekomendasi bahwa mereka layak mendapatkan tersertifikasi seluruh kegiatan kefarmasian pada orang yang bukan dianggap lulus dengan hanya sebagian ilmu farmasi saja semisal hanya pemasaran farmasi saja, industry farmasi saja, kimia farmasi saja, administrasi farmasi saja, teknik farmasi saja, farmasi makanan-minuman dan sebagainya, sedangkan PAFI yang melingkupinya merasa mereka hanya sebagian saja atau masih belum mempelajari farmasi secara utuh, yang pasti mestinya para punggawa disekolah atau kampus tersebut sudah menerangkan dari awal atau sudah memberikan informasi dan jalan tersendiri bahwa mereka akan bekerja dengan dunia kerja tertentu yang lebih spesifik atau melanjutkan lagi kejenjang lebih tinggi lagi sehingga mereka tidak merasa terpaksa atau seperti dibohongi oleh institusinya sendiri yang sebenarnya juga telah memberikan bekal ilmu untuk hidup dikemudian hari.

Sebenarnya PAFI punya harapan tersendiri terhadap semua jurusan yang disebutkan semua tadi, harapan itu adalah jurusan yang terbuka tersebut adalah spesialisasi atau sub-spesialisasi bagi siswa atau mahasiswa yang sudah lulus dari SMK atau Akademi Farmasi dan mengembangkan sesuai dengan bidang kerja yang mereka dalami, semisal mereka bekerja di rumah sakit maka bisa mendalami jurusan adminsitrasi farmasi atau sub spesialis adminstrasi farmasi rumah sakit, mereka kerja di industry maka mereka bisa melanjutkan ilmu ke industry farmasi atau sub spesialisasi di farmasi makanan-minuman atau sub spesialis tehnik farmasi untuk formulasi di industry








Selasa, 16 September 2014

Batu Empedu (pengakuan seorang pasien)



PENCEGAHAN BATU EMPEDU (pengakuan dari seorang pasien)

Gejala sakit dikarenakan batu empedu mula – mula adanya rasa ‘mual’ – neg pada perut atau pencernaan atas, dibarengi rasa perut kembung ketika sesudah makan, dan kadang – kadang sakit pinggang ketika bangun tidur, bahkan bisa terjadi sampai muntah – muntah saking terasa mualnya. Gejalanya memang hampir sama seperti penyakit magh. Dokter-pun awalnya memprediksi bahwa “sakit pada lambung” tersebut sepertinya gejala penyakit magh. Namun apa yang dirasakan adalah bukan hanya lambung saja yang sangat terasa sakit, seperti mual, kembung, perasaan selalu kenyang, akan tetapi kalau sudah makin parah, maka akan dibarengi adanya sakit “nyelekit” rasa seperti di tusuk-tusuk hingga ke ulu hati bahkan linu sampai ke bagian belakang atau punggung kanan. Karena sakitnya di ulu hati tersebut, bisa saja seseorang yang tidak kuat pingsan dikarenakan rasa sakitnya yang tak tertahankan (menurut pasien ada yang komnetar “aku ngga sampe pingsan sih,..Cuma sakitnya ngga ketulungan..”). Dokter menduga gejala juga seperti ini adalah Hepatitis, namun belum diketahui jenisnya Hepatitis A, Hepatitis B atau Hepatitis C. beberapa cirinya adalah badan lemah, lesu, sakit di uluhati, kembung mual dan warna air seni berubah pekat – seperti warna the dan setelah menjalani tes darah ternyata hepatitisnya negative.

Kembali ke dokter dan dokter mendiagnosa bahwa sepertinya ‘Hati’ ini keracunan obat atau keracunan makanan sehingga mengakibatkan sakit di ulu hati dan berefek ke lambung menjadi kembung bla..bla…bla…. Akhirnya karena masih penasaran juga, dokter melakukan USG untuk memastikan “jeroan” atau hati atau empedu atau apalah istilahnya yang ada didalam tubuh ini atau gerangan apakah yang menyebabkan sakit tersebut. Weleh – weleh,.. ternyata menurut penglihatan dokter ditemukan beberapa batu di empedu yang cukup besar berukuran 1,12 cm. Inilah yang menyebabkan fungsi empedu tidak berjalan normal yang pada akhirnya muncul gejala-gejala tersebut di atas. Selang beberapa hari setelah di lakukan USG, maka dilakukan “BNO” (ngga ngerti apa itu artinya..) mungkin maksudnya saya harus dilakukan photo rongsten yang lebih kuat lagi di bagian Radiologi guna melihat apakah batu empedu tersebut lunak atau keras. Kalo bersifat lunak berarti masih bisa di obati, tapi bila batu itu keras, maka mau tidak mau harus diangkat atau harus di operasi (bayangan operasi sudah terbayang ngeri..) Setelah seminggu di rumah sakit, dokter menyarankan untuk pulang dulu dan menunggu hasil photo tersebut.

Selama menunggu hasil tersebut (seminggu), Seorang teman dan saudara memberikan sebuah artikel tentang penyakit batu empedu dan cara penganggulangannya “Tanpa Operasi”. Sebuah therapy dengan buah Apel dari daratan cina yang dibuat oleh seorang dokter cina bernama Dr. Prof. Lui Chiu-Nan (di artikel yang lain juga di tulis ‘dr. Lai Chiu-Nan). Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah swt, setelah 6 hari berturut-turut melakukan terapi tersebut, rasa sakit di ulu hati dan mual-mual kembung serta sakit di pinggang telah lenyap sama sekali. Berikut inti dari therapy buah apel tersebut:
A. BAHAN : Buah apel merah segar, garam Inggris, Olive oil (minyak Zaitun ) dan buah lemon segar.
B. ALAT : Fruit Processor listrik, gelas takaran, dan kawat nyamuk plastik yang sudah dirakit sesuai ukuran kloset.
C. CARA : Biji apel dibuang kemudian di Juice dengan alat fruit processor listrik, ampas buang, juice 250 cc langsung diminum 1 jam sebelum makan pagi, makan siang, makan malam dan sebelum tidur ( jadi 4 X 250 cc sehari ) selama 5 hari berturut-turut. Hari ke 6 juice hanya minum pagi dan siang saja, selanjutnya puasa tetapi boleh minum air putih, sore pukul 18.00 minum 1 gelas air putih campur satu sendok makan garam Inggris dan pukul 20.00 minum lagi 1 gelas air putih campur 1 sendok makan Garam Inggris , pukul 22.00 minum 1/2 gelas Olive Oil (125cc) dan ½ gelas lemon juice (125 cc ) yang sudah diaduk merata.
D. REAKSI : Setelah minum garam Inggris 2 kali akan buang air besar beberapa kali, keesokan harinya buang air besar harus disaring dengan kawat nyamuk, setelah siram air, bila ada butiran warna hijau, besar seperti cendol hijau atau seperti pasir itulah batu empedu yang keluar melalui kotoran, hal ini dapat keluar tiga kali dari pagi sampai sore. Cara pengobatan ini kemungkinan harus dilakukan beberapa kali tergantung kondisi masing-masing, bila ingin tahu apakah masih ada atau sudah habis batu empedu harus periksa ke Dokter. (USG)

Catatan: Bila anda merasa repot dengan harus membuat jus, anda juga bisa langsung memakan apel tersebut tanpa harus di jus, namun buang dulu kulitnya. Dan bila anda malas untuk menyaring ‘BAB’ anda dengan kawat nyamuk plastic tersebut, just no problem, let it go to the WC, ngga usah di saring lah,..BAB aja seperti biasa. Yang terpenting, sakit anda sudah hilang dan untuk memastikan apakah batu di kandung empedu sudah hilang, secara medik anda bisa melakukan USG di rumah sakit (harganya dulu sekitar Rp 168.000,-..… tetapi mungkin beda rumah sakit akan beda juga harganya kali…).

Demikian semoga bermanfaat. Menjaga kesehatan adalah lebih baik dari pada pengobatan. Maka cegahlah penyakit – penyakit berat dengan cara menjaga makanan.

selayang pandang alat - alat di kamar bedah

Selayang pandang tentang alat-alat dasar kamar operasi yang sering digunakan oleh teman-teman sejawat apoteker pada saat melakukan operasi ....