Kamis, 29 Juni 2017

MENGENAL ICU LEBIH DEKAT (2)



Mengenal ICU lebih dekat (2)

Unit perawatan intensif ( ICU ), yang juga dikenal sebagai unit terapi intensif atau unit perawatan intensif ( ITU ) atau unit perawatan kritis ( critical care unit / CCU ), adalah departemen khusus dari fasilitas rumah sakit atau perawatan kesehatan yang menyediakan perawatan dengan pengawasan yang terus menerus sehingga dikenal dengan perawatan intensif.
Seperti ulasan sebelumnya, unit perawatan intensif melayani pasien dengan penyakit dan luka yang sangat parah dan mengancam jiwa, yang memerlukan pemantauan dan dukungan ketat, terus menerus dari dan dengan peralatan khusus dan obat-obatan untuk memastikan fungsi tubuh normal. Mereka ( pasien-pasien di ruang ICU ) dikelola oleh dokter, perawat dan dibantu tenaga medis lain yang terlatih, yang mengkhususkan diri dalam merawat pasien yang sakit kritis.
ICU juga dibedakan dari bangsal rumah sakit normal lainnya dengan rasio staf-pasien yang lebih tinggi dan akses yang dipermudah terhadap sumber daya medis lanjutan dan peralatan yang tidak tersedia secara rutin di tempat atau ruang perawatan lain. Kondisi umum yang dirawat di dalam ICU meliputi sindrom distres pernafasan akut, trauma, kegagalan organ hingga yang multiple sepsis dan sebagainya.

Sejarah
Pada tahun 1854, Florence Nightingale berangkat ke sebuah perang “Krimea”, di mana triase, yang digunakan untuk memisahkan tentara yang terluka parah, dari yang luka parah dengan yang sangat parah, diamati. Dilaporkan dalam buku sejarah bahwa Florence Nightingale dapat mengurangi angka kematian dari 40% menjadi 2% di medan perang. Meskipun sekarang ini tidak terjadi, pengalamannya selama perang itu membentuk fondasi untuk kemudian dia menemukan pentingnya kondisi sanitasi di rumah sakit, komponen penting dari perawatan intensif. Kemudian pada tahun 1950, seorang ahli anestesiologi Peter Safar menetapkan konsep "Dukungan Lanjutan untuk Hidup", membuat pasien diberi obat penenang dan berventilasi di lingkungan perawatan intensif. Safar dianggap sebagai praktisi pengobatan intensif, dan membuat dasar perawatan intensif sebagai suatu spesialisasi.
Sebagai tanggapan terhadap epidemi polio saat itu (di mana banyak pasien memerlukan ventilasi dengan alat ventilator dan pengawasan konsisten), Bjorn Aage Ibsen mendirikan unit perawatan intensif pertama di Kopenhagen Jerman pada tahun 1953 akan tetapi baru personil dan ruangan masih belum tersendiri. Akan tetapi penerapan pengkhususan tentang pelayanan intensif pertama kali dari gagasan ini di laksanakan di Amerika Serikat Pada tahun 1955 oleh Dr. William Mosenthal, seorang ahli bedah di Darmouth-Hitcock Medical Center.
Pada 1960-an, meningkat dengan dikemukakannya tentang pentingnya aritmia jantung sebagai sumber kehidupan “morbiditas” dan penyebab kematian “mortalitas” pada kasus infark miokard (serangan jantung) dan telah dikembangkan serta dipublikasikan. Hal ini menyebabkan penggunaan rutin pemantauan jantung di ICU saat itu, terutama setelah kasus serangan jantung.

Spesialisasi
Tidak semua rumah sakit punya ruang ICU, akan tetapi rumah sakit saat ini hampir semua memiliki ICU, baik ICU yang sederhana ( hanya ICU ) ataupun ICU yang melayani spesialis medis tertentu atau pasien, seperti yang tercantum di bawah ini :
  • Neonatal Intensif Care Unit atau Unit Perawatan Intensif Neonatal ( NICU ). Unit khusus ini merawat pasien neonatal yang belum meninggalkan rumah sakit setelah melahirkan. Kondisi umum yang diperhatikan termasuk bayi prematur dan komplikasi yang terkait, kelainan bawaan ( orang tua calon janin atau saat masa kehamilan ) seperti hernia diafragma bawaan, atau komplikasi akibat proses saat persalinan.
  • Pediatric Intensif Care Unit atau Unit Perawatan Intensif Anak ( PICU ). Pasien anak-anak dirawat di unit perawatan intensif untuk masalah medis yang mengancam jiwa seperti asma, influenza, ketoasidosis diabetes, atau cedera otak traumatis, Kasus bedah juga dapat dipindahkan ke PICU pasca operasi jika pasien memiliki potensi untuk mengalami kerusakan yang cepat dan memerlukan pemantauan yang lebih sering, seperti pada fusi tulang belakang atau operasi yang melibatkan jalan nafas seperti pengangkatan amandel atau kelenjar gondok. Beberapa fasilitas juga memiliki unit perawatan intensif jantung pediatrik khusus, di mana pasien dengan penyakit jantung bawaan dirawat. Unit-unit ini juga biasanya menangani transplantasi jantung dan perawatan post-op pada pasien dengan kateterisasi jantung ( jika layanan tersebut ditawarkan di rumah sakit tersebut).
  • Psychiatric Intensif Care Unit atau Unit Perawatan Intensif Psikiatri ( PICU ). Pasien yang mungkin secara sadar atau tidak sadar, diluar kendali menyakiti dirinya sendiri, pasien dengan kelainan tersebut dapat dikirim ke sini sehingga mereka dapat dipantau dengan lebih giat, biasanya kamar pasien terkunci untuk mencegah melarikan diri dan melakukan hal yang sama berulang yaitu menyakiti diri.
  • Coronary Care Unit atau Unit Perawatan Jantung atau Coroner ( CCU ) Juga dikenal sebagai Unit Perawatan Intensif Jantung atau ada yang menyebutkan Intensif Cardio Care Unit (ICCU) atau Unit Perawatan Intensif Kardiovaskular (CVICU), ICU ini melayani pasien yang secara khusus dengan kelainan jantung bawaan ataupun adanya kelainan jantung yang sangat mengancam jiwa atau kondisi akut yang mengancam jiwa karena serangan jantung.
  • Unit Perawatan Intensif Neurologis atau Neurological Intensive Care Unit ( NeuroICU ). Dari namanya neuro (syaraf) maka pasien yang ada di sini dirawat karena rata-rata karena kasus syaraf seperti misal aneurisma, tumor otak, stroke, gigitan ular berbisa dan pasien pasca bedah yang telah menjalani berbagai operasi neurologis dan memerlukan pemeriksaan neurologis (syaraf) per jam. Banyak perawat yang bekerja di dalam unit ini memiliki sertifikasi perawatan intensif neurologis. Begitu pasien lebih stabil dan keluar dari ventilator, mereka dipindahkan ke unit perawatan neurologis.
  • Unit Perawatan Intensif Trauma atau Thrauma Intensive Care Unit ( Trauma ICU ). Ini hanya ditemukan di rumah sakit yang disertifikasi dalam atau untuk Trauma dan memiliki Unit lain, Instalasi atau Departemen Darurat Trauma khusus yang dilengkapi dengan tim ahli bedah, perawat, terapis pernafasan, dan staf radiologis.
  • Unit Perawatan Setelah Anestesi atau Post Anesthesia Care Unit ( PACU ) Juga dikenal sebagai unit pemulihan pasca operasi, atau ruang pemulihan, PACU memberikan pengamatan post-op segera dan stabilisasi pasien setelah operasi pembedahan dan anestesi. Pasien biasanya ditahan di fasilitas tersebut untuk waktu yang singkat atau terbatas, dan harus memenuhi criteria fisiologis yang ditetapkan sebelum dipindahkan kembali ke bangsal dengan pendamping perawat yang bersertifikasi asisten anestesi. Karena aliran pasien yang tinggi dalam unit pemulihan, dan karena siklus penggunaan tempat tidur, jika pasien melanggar kerangka waktu dan terlalu tidak stabil untuk ditransfer kembali ke bangsal, mereka biasanya dipindahkan ke unit ketergantungan tinggi (HDU) atau pos -operatif critical care unit (POCCU) untuk observasi lebih dekat.
  • Unit ketergantungan tinggi atau High Dependency Unit ( HDU ) Di Inggris dan di tempat lain (di amerika utara dikenal sebagai unit turunan atau unit perawatan progresif), kebanyakan rumah sakit yang melayani penyakit akut dan kronis memiliki unit ketergantungan tinggi transisi (HDU) untuk pasien yang memerlukan pengamatan, perawatan dan perawatan yang dekat. Perawatan yang tidak dapat diberikan di bangsal umum, tapi perawatannya tidak pada tingkat yang cukup kritis untuk menjamin tempat tidur ICU. Unit-unit ini juga disebut unit pemulihan step-down, progresif dan intensif dan digunakan sampai kondisi pasien stabil cukup untuk memenuhi syarat agar mereka dibuang ke bangsal umum.
  • Unit Perawatan Bedah Intensif atau Surgical Intensive Care Unit ( SICU ): Layanan khusus di rumah sakit besar yang menyediakan perawatan rawat inap untuk pasien yang sakit kritis pada layanan bedah. Berbeda dengan ICU lainnya, perawatan ini dikelola oleh ahli bedah yang terlatih dalam perawatan kritis.
ICU di luar Rumah Sakit
  • Mobile Intensive Care Unit ( MICU )
Di Indoensia belumlah familiar, karena ambulan di Indonesia rata-rata ambulan untuk emergency (kedaruratan umum), disini ambulan ICU adalah sebuah ambulans khusus dengan staf dan peralatan untuk menyediakan resusitasi dan dengan dukungan intensif Life-on-scene selama pengangkutan. Di amerika ada model Anglo American (MICHUS) dimana ada masa atau waktu pra-perawatan rumah sakit (dilakukan di luar rumah sakit seperti rumahpribadi, dijalan, panti jompo, dsb) yang umumnya dilakukan oleh tim paramedis dan crew-nya. Di daerah Jerman ada model Franco, dimana crew MICU biasanya adalah perawat spesialis intensive, dokter intensive serta tenaga kesehatan lain dengan sertifikat khusus. Di beberapa tempat menggunakan sistem gabungan dari kedua model tersebut.

Peralatan dan sistem
Peralatan umum yang ada di ruang perawatan ICU biasanya seperti :
1.      Ventilator mekanis untuk membantu pernapasan melalui saluran endotrakel
2.      Tabung trakeostomi
3.      Monitor jantung ( termasuk yang telemetri )
4.      DC Shock dan atau alat pengejut atau pacu jantung eksternal
5.      Defibrilator
6.      Peralatan dialisis untuk masalah ginjal
7.      Peralatan untuk pemantaun fungsi tubuh dan jaringan intravena
8.      Tabung makanan ( sonde )
9.      Tabung nasogastrik
10.  Pompa hisap atau vaccum pump
11.  Saluran pembuangan, dan berbagaimacam katether
12.  Beragam obat untuk mengobati kondisi utama rawat inap seperti.
-          Koma yang diinduksi secara medis,
-          Analgesik untuk sedasi yang disebabkan pemasangan alat-alat ICU
-          Pengurang rasa sakit
-          Pencegah infeksi sekunder
-          dan sebagainya

Kualitas perawatan
Data yang tersedia menunjukkan adanya hubungan antara volume ICU dan kualitas perawatan bagi pasien dengan ventilasi mekanis (alat bantu pernafasan mekanik dari luar tubuh). Setelah disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit, variabel demografi setempat, dan karakteristik ICU yang berbeda (termasuk penempatan staf yang spesifik untuk ruang intensive), staf ICU yang mempunyai ketrampilan lebih tinggi dikaitkan secara signifikan dengan tingkat mortalitas di ICU dan kemampuan rumah sakit. Rasio 2 pasien 1 perawat direkomendasikan untuk ICU medis, yang sangat kontras bila diterapkan dengan rasio 4: 1 atau 5: 1 bahkan 6 : 1 yang biasanya terlihat di ruang medis perawatan umum. Ketetapan ini bervariasi dari satu negara dengan negara lain seperti misalnya, di Australia dan Inggris kebanyakan ICU memiliki staf berbasis 2: 1 (untuk pasien dengan ketergantungan tinggi yang memerlukan pemantauan lebih dekat atau perawatan intensif daripada yang dapat diberikan oleh bangsal rumah sakit) atau pada basis 1: 1 untuk pasien yang membutuhkan dukungan dan pemantauan yang sangat intensif; Sebagai contoh, pasien dengan ventilator mekanis dengan anestesi atau bahkan di pantau bersama staf farmasi bila pasien menggunakan obat-obatan sedasi seperti propofol, midazolam dan penggunaan analgesik kuat seperti morfin, fentanil, remifentanil dan atau gabungan dari lebih satu sedasi.
Dalam pelaksanaan ruang ICU ada pedoman internasional yang merekomendasikan agar setiap pasien diperiksa delirium setiap harinya (biasanya dua kali sehari atau bahkan lebih dalam seharinya) dengan menggunakan alat klinis yang memberikan data akurat dan divalidasi. Dua yang paling banyak digunakan adalah :
1.      Metode Penilaian Kebingungan untuk ICU atau Confusion Assesment Method for ICU (CAM-ICU)
2.      Metode Daftar Periksa Pemutaran Delirium Perawatan Intensif atau Intensive Care Delirium Schreening Cheklist (ICDSC).

Logistik operasional
Di Amerika Serikat, memberikan standar normal ketersediaan tempat tidur untuk ruang ICU yaitu sampai 20% tempat tidur rumah sakit dapat diberi label sebagai tempat tidur intensif, Di Inggris, perawatan intensif biasanya hanya terdiri dari 2% saja dari total tempat tidur. Disparitas yang tinggi ini disebabkan oleh masuknya pasien di ICU di Inggris hanya jika dianggap paling sakit parah.
Perawatan intensif adalah layanan kesehatan yang mahal. Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan, perawatan di rumah sakit yang melibatkan layanan ruang ICU biayanya bisa 2,5 kali lebih mahal daripada biaya perawatan di ruang perawatan umum di rumah sakit.

Sistem kolaborasi jarak jauh
Beberapa rumah sakit telah memasang sistem telekonferensi yang memungkinkan dokter dan perawat di fasilitas pusat (di dalam gedung yang sama, di lokasi pusat yang melayani beberapa rumah sakit setempat, atau bahkan sampai di lokasi pedesaan dengan fasilitas lain di kota) untuk berkolaborasi dengan staf di tempat dan berbicara dengan Pasien (suatu bentuk baru telemedicine berbasis jaringan internet ) ini bermacam-macam sebutannya seperti eICU, ICU virtual, atau tele-ICU. Staf jarak jauh biasanya memiliki akses terhadap tanda-tanda vital dari peralatan pemantauan langsung, dan catatan kesehatan elektronik sehingga mereka bisa mendapatkan gambaran medis yang lebih luas mengenai riwayat medis pasien. Seringkali staf di samping tempat tidur dan jauh-jauh hari telah bertemu secara langsung menjadi yang bertanggung jawab terhadap pasien, dan yang belum banyak dipersiapkan adalah SOP yang kadang dapat memutarbalikkan tanggung jawab antara staf di ruang ICU dengan penanggungjawab diluar ruang tersebut. Sistem semacam itu memungkinkan rumah sakit memeriksa ulang prosedur yang benar yang diikuti oleh pasien yang paling rentan terhadap kesalahan, dan menggunakan keahlian akses jarak jauh untuk mencegah pasien yang seharusnya dipindahkan ke fasilitas yang lebih besar, dan telah menunjukkan penurunan yang signifikan pada kematian. 

demikian postingan saya kali ini, 
terima kasih
 

Tidak ada komentar:

selayang pandang alat - alat di kamar bedah

Selayang pandang tentang alat-alat dasar kamar operasi yang sering digunakan oleh teman-teman sejawat apoteker pada saat melakukan operasi ....