Senin, 15 Mei 2017

MENGENAL RASA SAKIT NYERI (bagian 1)

MENGENAL RASA NYERI (bagian 1)



Mengenal
Nyeri atau Rasa sakit nyeri ( bagian 1)



Klasifikasi secara medis atau nomenklatur dalam pedoman buku rekam medis
ICD - 10
R52
ICD - 9-CM
338



Nyeri atau rasa sakit : adalah perasaan tertekan yang sering disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus, intens atau merusak rasa nyaman, contoh seperti sesuatu yang menghentikan pergerakan jari di kaki, rasa terbakar/membakar di jari, terkena cairan alcohol pada luka terbuka, atau terasa tertekan dan terjepit pada tulang, dan masih banyak lagi,
Karena nyeri adalah fenomena subjektif dan kompleks, yang menentukan rasa sakit adalah si penderita dimana tiap individual merasakan hal yang sama akan tetapi berbeda pada tingkatannya, dan kompleks karena dapat melibatkan berbagai hal, dan rasa nyeri ini telah menjadi tantangan tersendiri oleh The International Association for The Study of Pain’s yang kemudian mendifinisikan rasa nyeri sebagai “pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut." Sedangkan dalam diagnosis dunia medis, rasa sakit dianggap sebagai gejala dari suatu kondisi tertentu yang mendasarinya.
Nyeri memotivasi individu untuk menarik diri dari situasi yang nyaman sehingga suasana sekitar terasa rusak atau tak lagi dihiraukan, dan ini suatu manivestasi untuk melindungi bagian tubuh yang sakit pada saat proses menyembuhkan (baik auto recovery maupun bantuan dari luar), dan untuk menghindari pengalaman serupa di masa depan. Kebanyakan nyeri atau rasa sakit sembuh begitu rangsangan berbahaya dikeluarkan dan tubuh telah sembuh (auto recovery oleh individu), namun bisa bertahan meski hanya sebentar menghilangkan rasa nyeri atau rangsangan sakit atau dengan metode penyembuhan dimana tubuh tidak merasa sakit nyeri sementara dengan bantuan medis atau obat-obatan. Terkadang rasa nyeri atau sakit timbul tanpa adanya rangsangan, kerusakan atau penyakit yang terdeteksi sebelumnya.
Nyeri atau rasa sakit adalah alasan paling umum untuk seseorang datang dan konsultasi ke dokter atau tenaga medis di sebagian besar negara maju. Nyeri atau rasa sakit adalah gejala utama dalam banyak kondisi medis, dan nyeri atau rasa sakit dapat mengganggu utamanya kualitas hidup seseorang serta dapat mengganggu fungsi tubuh lainnya yang tidak teras nyeri atau sakit pada seseorang. Obat nyeri yang dikenal oleh masyarakat dan didapat secara umum di apotek atau tempat penjualan obat ternyata dapat berguna mengurangi rasa sakit dan nyeri ini pada kisaran 20% dinegara maju dan sampai 70% dinegara berkembang tiap kasusnya. Faktor lain seperti psikologis (lingkungan dan keluarga), saran hipnotis atau berbicara pada orang lain, suasana kegembiraan, atau menghilangkan gangguan dapat secara signifikan mempengaruhi intensitas atau ketidaknyamanan rasa sakit atau nyeri pada seseorang. Dalam beberapa argumen yang diajukan dalam proses (yang sekarang masih dalam perdebatan) Bunuh diri dengan dibantu oleh tenaga dokter atau perdebatan euthanasia atau digunakan untuk hukuman mati maka rasa sakit atau nyeri telah digunakan sebagai argumen untuk mengizinkan orang-orang yang sakit parah atau tidak tersembuhkan untuk mengakhiri hidup mereka.
Pada era tahun 90-an, menanggapi kebutuhan akan sistem yang lebih bermanfaat untuk menggambarkan rasa sakit yang kronis pada pasien maka International Association for Study of Pain ( IASP ) mengklasifikasikan rasa sakit atau nyeri sesuai dengan karakteristik spesifik sebagai berikut :
-          Daerah tubuh yang terlibat (misalnya perut, tungkai bawah),
-          Sistem tubuh yang disfungsinya dapat menyebabkan rasa sakit (misalnya, gugup, gastrointestinal),
-          Durasi dan pola terjadinya,
-          Intensitas dan waktu sejak onset atau mulai terasa, dan
-          Sesuatu yang menyebabkan
Namun, sistem ini telah dikritik oleh Clifford J Woolf, karena tidak memadai untuk pembimbingan, penelitian maupun pengobatan. Woolf menyarankan tiga kelas rasa sakit atau nyeri ini yaitu :
  1. Sakit nociceptive,
  2. Nyeri inflamasi yang berhubungan dengan kerusakan jaringan dan infiltrasi sel imun, dan
  3. Nyeri patologis yang merupakan keadaan penyakit yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf atau fungsi abnormalnya (misalnya fibromyalgia, neuropati, sakit kepala yang amat sangat, dll.)
Durasi
Nyeri biasanya bersifat sementara, hanya bertahan sampai rangsangan berbahaya dikeluarkan atau kerusakan atau patologi yang mendasarinya telah sembuh, namun beberapa kondisi yang menyakitkan berulang, seperti rheumatoid arthritis, neuropati perifer, kanker dan nyeri idiopatik, dapat berlangsung bertahun-tahun bahkan hingga akhir hayat. Rasa sakit nyeri yang berlangsung lama dan atau berulang biasa disebut nyeri kronis atau persisten, dan rasa sakit nyeri yang cepat sembuh disebut akut.
Secara tradisional, perbedaan antara nyeri akut dan nyeri kronis bergantung pada interval waktu yang berlangsung atau bekerja sejak onset dimulai, yang paling umum digunakan adalah 3 bulan dan 6 bulan sejak timbulnya rasa sakit, meskipun beberapa ahli teori dan peneliti telah menempatkan transisi dari nyeri akut ke kronis pada waktu setelah 12 bulan. Adapula yang menggunakan prinsip nyeri akut bila rasa sakit nyeri berlangsung kurang dari 30 hari dan  Nyeri kronis bila dengan durasi lebih dari enam bulan, dan ada kelas nyeri subakut yang berlangsung dari satu sampai enam bulan. Definisi alternatif yang populer dari rasa sakit nyeri kronis, yang tidak melibatkan jangka waktu yang tidak ditentukan, adalah "rasa sakit yang melampaui periode penyembuhan yang diharapkan". Rasa sakit nyeri kronis dapat diklasifikasikan sebagai nyeri kanker atau yang lainnya yang tidak berbahaya.

Nociceptive
Nyeri nociceptive disebabkan oleh stimulasi serabut syaraf sensorik yang merespons rangsangan mendekati atau melebihi intensitas high alert ( nociceptors ), dan dapat diklasifikasikan sesuai dengan mode stimulasi tingkat tinggi. Kategori yang paling umum adalah "termal" (misalnya panas atau dingin), "mekanis" (misalnya menghancurkan, merobek, menggunting, dll.) Dan "bahan kimia" (misalnya yodium dalam potongan atau bahan kimia yang dilepaskan selama peradangan). Beberapa nociceptors merespons lebih dari satu dari modalitas ini dan akibatnya ditunjuk sebagai polymodal.
Nyeri nociceptive juga dapat dibagi menjadi nyeri "viseral", "somatik dalam" dan "dangkal". Struktur visceral sangat peka terhadap peregangan, iskemia, peradangan dan pembengkaan, namun relatif tidak sensitif terhadap rangsangan lain yang biasanya menimbulkan rasa sakit pada struktur lain, seperti pembakaran dan pemotongan. Nyeri viseral berdifusi, sulit ditemukan dan sering dirujuk ke struktur yang jauh, biasanya dangkal, kadang disertai mual dan muntah dan kurang dapat digambarkan. Rasa sakit nyeri somatik diprakarsai oleh stimulasi nociceptors pada ligamen, tendon, tulang, pembuluh darah, dan otot. Contoh diantaranya adalah termasuk keseleo, dan patah tulang.
Nyeri superfisial dimulai dengan aktivasi nociceptors di kulit atau jaringan superfisial lainnya, dan tajam, terdeteksi dengan baik dan jelas letaknya. Contoh luka terbuka yang menghasilkan nyeri somatik superfisial meliputi luka ringan dan luka bakar ringan (derajat pertama), dsb 

Neuropathic
Nyeri neuropatik disebabkan oleh kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi bagian system syaraf dimanapun dibagian tubuh, yang terlibat ( system somatosensor). Nyeri neuropatik perifer sering digambarkan sebagai rasa "terbakar", "kesemutan", "kena listrik", "tusukan", atau "duri dan jarum" serta gesekan dari “funny bone” menimbulkan nyeri neuropatik perifer akut. 

PhantomPain
Nyeri phantom adalah rasa sakit yang dirasakan di bagian tubuh yang telah hilang atau nyeri yang seharusnya otak tidak lagi menerima sinyal nyeri tersebut. Ini adalah jenis nyeri neuropatik. Misal nyeri tungkai phantom dimana tungkai telah diamputasi, ini adalah pengalaman atau keadaan umum nyeri phantom
Prevalensi nyeri phantom pada amputasi ekstermitas atas hampir 82% timbul, dan pada amputasi anggota badan bagian bawah adalah 54%. Satu studi menemukan bahwa delapan hari setelah amputasi, 72% pasien mengalami nyeri tungkai phantom, dan pasien yang nyeri phantom berulang pada enam bulan kemudian, 67% melaporkannya. Beberapa pasien diamputasi mengalami rasa sakit terus menerus yang bervariasi dalam intensitas maupun kualitasnya; Ada yang mengalami beberapa serangan per harinya, atau hanya terjadi satu atau dua minggu sekali atau dalam hitungan bulan. Hal ini sering digambarkan sebagai rasa yang nyeri biasa hingga terasa seperti rasa terbakar atau kram. Jika rasa sakit terus berlanjut dalam waktu lama, bagian tubuh yang utuh bisa menjadi peka hingga terganggu, sehingga menyentuh atau bersentuhan dengan mereka dapat menimbulkan rasa sakit pada pasien di anggota badan yang sudah diamputasi, ( nyeri hantu atau nyeri baying-bayang).
Beberapa therapy dilakukan diantaranya adalah dengan :
-       1.   anestesi per-IV secara lokal ke dalam saraf atau daerah sensitif dapat mengurangi rasa sakit selama berapa hari, beberapa rminggu, atau kadang-kadang ada yang dapat menghasilkan secara permanen, meskipun obat-obat tersebut tidak dipakai atau diberikan kepada pasien dalam hitungan jam, Suntikan kecil garam hipertonik ke dalam jaringan lunak di antara vertebra menghasilkan pengurangan rasa sakit lokal yang menyebar ke anggota badan yang telah diamputasi selama sepuluh menit atau lebih dan mungkin diikuti beberapa jam, minggu atau bahkan lebih lama menghilangkan sebagian atau total dari rasa sakit pada bagian yang telah diamputasi. Getaran kuat atau rangsangan listrik, atau arus dari elektroda yang diinjeksikan ke sumsum tulang belakang, dapat menghasilkan kenyamanan pada beberapa pasien tertentu.

-      2.    Cermin kotak terapi, cermin kotak terapi menghasilkan ilusi gerakan dan sentuhan dalam anggota badan yang telah diamputasi yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan rasa sakit, dengan memberikan perlakuan pada bagian tubuh yang sama yang masih ada.

-       3.   Paraplegia, adalah hilangnya sensasi dan kontrol motorik setelah kerusakan sumsum tulang belakang yang serius, dapat disertai dengan rasa sesak seperti pemakaian korset, pada tingkat kerusakan sumsum tulang belakang, nhyeri visceral yang ditimbulkan oleh kandung kemih atau usus, atau, dalam 5% sampai 10% persen dari Paraplegics, atau pasien dengan bagian tubuh yang telah diamputasi merasakan nyeri di daerah kehilangan anggota badan dengan sensorik total. Nyeri tubuh yang telah di amputasi ini awalnya digambarkan sebagai rasa yang terbakar atau kesemutan namun bisa berkembang menjadi rasa sakit yang amat sangat, atau sensasi api yang membakar kaki atau seperti pisau yang berputar dalam di dalam badan. Onset mungkin segera terjadi dan sembuh atau mungkin tidak terjadi bertahun-tahun setelah terjadi luka. Perawatan bedah jarang memberikan kelegaan atau kenyamanan yang permanen.

Psychogenic
Rasa nyeri psikogenik, juga disebut sakit jiwa atau sakit somatoform, adalah rasa sakit yang disebabkan, meningkat, atau berkepanjangannya rasa nyeri oleh faktor mental, emosional, atau perilaku. Sakit atau nyeri kepala, sakit atau nyeri punggung, dan sakit perut kadang didiagnosis sebagai psikogenik. Penderita sering mengalami stigmatisasi, karena baik profesional medis maupun masyarakat umum cenderung berpikir bahwa rasa sakit yang bersumber dari psikologis selalu dianggap “tidak nyata". Namun, para spesialis menganggap bahwa alasan tersebut tidak jelas dan kurang aktual atau justru lebih menyakitkan daripada rasa sakit dari sumber lain yang sudah jelas.
Orang dengan rasa sakit nyeri dengan jangka waktu yang panjang sering menunjukkan gangguan mental atau psikologis, dengan skor yang semakin pada skala hitungan “Multiply Line Personality Inventory Minnesota” dari hysteria, depresi dan hypocondriasis. Beberapa peneliti berpendapat bahwa inilah neurotisme yang menyebabkan rasa sakit akut berubah menjadi kronis, namun ada yang menemukan bukti klinis yang menunjukkan sebaliknya, yaitu pada rasa sakit kronis yang menyebabkan neurotisme. Bila rasa sakit jangka panjang berkurang dengan intervensi terapeutik, skor pada triad neurotik dan kegelisahan turun, seringkali sampai tingkat normal. Percaya diri dan harga diri yang seringkali rendah pada pasien nyeri kronis dapat menunjukkan perbaikan setelah rasa sakit teratasi.
Istilah 'psikogenik' mengasumsikan bahwa diagnosis medis begitu sempurna sehingga semua penyebab nyeri organik dapat dideteksi; Sayangnya, kita jauh dari infalibilitas seperti itu 

... Terlalu sering, diagnosis neurosis sebagai penyebab rasa sakit nyeri menyembunyikan ketidaktahuan kita akan banyak hal yang masih tersembunyi dari obat nyeri dan  rasa sakit nyeri itu sendiri.
  -Ronald Melzack, 1996

Tidak ada komentar:

selayang pandang alat - alat di kamar bedah

Selayang pandang tentang alat-alat dasar kamar operasi yang sering digunakan oleh teman-teman sejawat apoteker pada saat melakukan operasi ....