Minggu, 27 Agustus 2017

ACUTE KIDNEY INJURI (CIDERA GINJAL AKUT)



Acute Kidney Injuri atau kerusakan ginjal akut (AKI) yang sebelumnya disebut gagal ginjal (ARF) Acute Renal Failure adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak yang berkembang hanya dalam waktu 7 hari.
Banyak penyebab terjadinya kerusakan ginjal akut, pada umumnya terjadi karena kerusakan pada jaringan ginjal yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ginjal (kidney ischemia), apapun itu sebabnya asalkan terjadi penurunan aliran darah ke ginjal secara mendadak akan menyebabkan AKI, misalnya tekanan darah rendah, terpapar zat sangat berbahaya bagi ginjal, terjadinya peradangan pada ginjal atau terjadinya penyumbatan saluran kemih yang berakibat menghambat aliran urine.
AKI didiagnosis berdasarkan temuan laboratorium karakteristik, seperti peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin atau ketidakmampuan ginjal menghasilkan sejumlah urine.
Aki dapat menyebabkan sejumlah komplikasi termasuk asidosis metabolic, kadar potassium yang tinggi, uremia, perubahan keseimbangan cairan tubuh dan efek pada system organ lain, termasuk kematian. Orang yang pernah mengalami AKI mungkin memiliki peningkatan resiko penyakit ginjal kronis di masa yang akan datang, penatalaksanaannnya meliputi perawatan penyebab dan perawatan penyebab dan perawatan pendukung seperti terapi penggantian ginjal.

TANDA DAN GEJALA
Gambaran klinis sering didominasi oleh penyebab yang mendasari missal keadaan pasca operasi, gejala luka pada ginjal akut yang diakibatkan oleh berbagai gangguan fungsi ginjal yang terkait dengan penyakit tersebut. Akumulasi urea dan zat yang mengandung nitrogen lainnya di aliran darah menyebabkan gejala seperti kelelahan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, mual dan mutah. Peningkatan kadar kalium yang ditandai dapat menyebabkan irama jantung abnormal, yang bisa sangat parah dan bahkan mengancam jiwa, keseimbangan cairan sering terpengaruh meski tekanan darah bisa tinggi, rendah atau bahkan normal.
Rasa sakit di panggul dapat ditemukan dalam beberapa kondisi ( seperti pembekuan pembuluh darah di ginjal atau adanya pembengkakan ginjal), ini adalah hasil peregangan kapsul jaringanfibrosa yang mengelilingi ginjal. Jika cedera akibat dehidrasi, mungkin ada rasa haus sekaligus bukti penipisan cairan pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik juga dapat memberikan petunjuk lain mengenai penyebab utama masalah ginjal, seperti ruam pada nefritis interstisial (vaskulitis) dan kandung kemih yang teraba pada nefropati obstruktif.

PENYEBAB
KLASIFIKASI
Cedera ginjal akut didiagnosis berdasarkan riwayat klinis dan data laboratorium. Diagnosis ditegakkan bila terjadi penurunan fungsi ginjal dengan cepat, yang diukur dengan kadar serum ureum kreatinin atau berdasarkan pengurangan cepat keluaran urine yang disebut oliguria atau hipouresis dimana kaluaran urine perhari dibawah standar normal ( kurang dari 400 mL urine per 24 jam ).
AKI dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik ( seperti misalnya manifestasi autoimun, misalnya lupus nephritis ) luka bakar, agen suatu kontras, beberapa obat antibiotic dan sebagainya. AKI sering terjadi karena beberapa proses, penyebab paling umum adalah dehidrasi dan sepsis dikombinasikan dengan obat nefrotoksik, terutama setelah adanya operasi atau setelah adanya pemberian kontras media.
Penyebab adanya luka dalam organ ginjal atau AKI umumnya dikatagorikan menjadi beberapa sebab yaitu 1. Prerenal. 2, Intrinsik dan ke 3. Postrenal.

PRERENAL
Penyebab AKI prerenal atau yang biasa disebut “azotemia pra-ginjal” adalah penurunan aliran darah efektif ke ginjal dan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR), kedua ginjal tersebut saling mempengaruhi, dan apabila masih ada satu ginjal normal maka masih lebih dari cukup untuk melaksanakan fungsi ginjal secara normal untuk tubuh, penyebab utama AKI “prerenal” meliputi volume darah yang rendah seperti misalnya keadaan dehidrasi, tekanan darah rendah, gagal jantung (kardiorenal), sirosis hepatis, atau adanya keadaan lain pada pembuluh darah yang mensuplai ke ginjal, keadaan ini sering disebut “stenosis arteri ginjal” atau penyempitan arteri ginjal yang memasok darah ke ginjal dan terakhir “thrombosis darah ginjal” dimana ada pembentukan gumpalan darah dipembuluh dalam ginjal yang mengganggua aliran darah dalam dan dari ginjal.

INTRINSIK
Intrinsik AKI mengacu pada proses penyakit yang secara langsung merusak ginjal dari dalam atau dari ginjal itu sendiri, AKI intrinsic dapat disebabkan oleh karena satu atau lebih struktur dalam ginjal seperti glomerulus, tubulus ginjal, atau interstitium, penyebab intrinsic ginjal pada umumnya adalah sebagai berikut :
Glomerulusnefritis atau peradangan salah satu atau kedua ginjal karena terjadinya peradangan pada pembuluh darah yang kecil di ginjal
Nekrosis atau sering disebut nekrosis tubular akut (ATN acute tubular nekrosis) adalah kondisi medis yang melibatkan kematian sel epitel tubular yang membentuk ginjal tubular ginjal, biasanya ATN terjadi karena adanya luka pada ginjal dan merupakan salah satu penyebab AKI yang paling banyak.
Nefritis interstisial akut atau AIN adalah bentuk nefritis semacam radang yang mempengaruhi interstitium ginjal yang mengelilingi tubulus, yaitu peradangan ruang antara tubulus ginjal, penyakit ini bisa bersifat akut, artinya terjadi secara tiba-tiba atau kronis yang bila terus berlanjut maka akan berakhir dengan gagal ginjal.  
Rhabdomyolisys adalah lebih pada kerusakan otot rangka yang berkurang seara drastic dimana salah satu produk dari menurunnya kerusakan otot rangka ini adalah suatu protein myoglobin yang diekskresi melalui ginjal dan keberadaannya membahayakan ginjal yang dilalui, kemudian menjadikan urine berwarna coklat seperti teh dimana itu ada tanda perlukaan ginjal yang mana bila dibiarkan lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan ginjal hingga gagal ginjal, beberapa keadaan yang menyebabkan adanya pelepasan protein myoglobin adalah luka bakar, obat-obatan diantaranya penyalahgunaan obat-obatan terlarang, sengatan panas, infeksi, dan keracunan.
Sindroma lisis tumor adalah suatu kelainan metabolic (tumor) yang dapat terjadi karena komplikasi selama pengobatan kanker, dimana sejumlah tumor terbunuh (dilisiskan) bersamaan dengan proses pengobatan chemoterapi yang melepaskan isinya kedalam cairan darah, hal ini sering terjadi pada kanker limfoma dan leukemia, dan ini berpotensi fatal kepada pasien dengan meningkatnya resiko pada ginjal sehingga dipantau secara ketat sebelum, selama dan sesudah chemoterapi, dimana sindroma lisis tumor ditandai dengan tingginya kalium darah (hiperkalemi K+), tinggi fosfor darah (hyperfosfatemia), tingginya kadar asam urat (hyperuricemia) tingginya kadar urea dalam darah serta rendahnya kalsium (hypocalcemia Ca+) dan kemudian terjadi seperti proses rhabdomyolisys dimana kemudian ginjal dipaksa bekerja untuk kemudian terluka hingga pada akhirnya gagal ginjal.

POSTRENAL
AKI postrenal mengacu pada luka ginjal yang disebabkan oleh penyakit di bagian hilir ginjal dan yang paling sering terjadi adalah sebagai konsekuensi dari penyumbatan saluran kemih. Hal ini mungkin terkait dengan hyperplasia prostat jinka, batu ginjal, kateter saluran urine yang tidak lancer, batu kandung kemih, kanker ureter atau kanker prostat.

DIAGNOSIS
DEFINISI
Batasan atau criteria khusus untuk adanya diagnose AKI diperkenalkan oleh KDIGO pada thun 2012, dimana pasien dapat didiagnosis AKI jika salah satu dari data berikut ini yaitu : 
Kenaikan SCr sebesar ≥ 0,3 mg / dl (≥26,5 ยตmol / 1) dalam 48 jam, atau
Kenaikan SCr menjadi ≥1,5 kali baseline, yang telah terjadi dalam 7 hari sebelumnya, atau
Adanya penurunan volume urine ˂0,5 ml/kg selama 6 jam
Sementara dari ADQI ( Acute Dialisis Quality Infasif ) membuat criteria RIFLE, dimana penilaiaanya berdasar pada tingkat keparahan cedera ginjal akut-nya seseorang, RIFLE disini digunakan untuk menentukan spectrum cedera ginjal progresif yang terlihat pada pasien AKI.

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi cidera akut pada tubulus ginjal proksimal sebagai berikut :
Resiko            : peningkatan serum kreatinin hingga 1,5 kali lipat, atau glomerulus filtration rate turun 25 %, atau output urin ˂0,5 mL / kg per jam selama enam jam.
Cedera           : peningkatan serum kreatinin hingga dua kali lipat, atau GFR turun hingga 50%, atau output urin ˂0,5 mL / kg per jam selama 12 jam
Kegagalan    : peningkatan serum kreatinin hingga 3 kali lipat, atau GFR turun sampai 75%, atau output urin ˂0,3 mL / kg per jam selama 24 jam, atau tidak ada keluaran urine (anuria) selama 12 jam.
Penyakit ginjal stadium akhir        : Kehilangannya fungsi ginjal secara lengkap (misalnya kebutuhan terapi penggantian ginjal) selama l;ebih dari 3 bulan berturut-turut.

EVALUASI
Kemunduran fungsi ginjal dapat ditandai adanya penurunan output urine yang terukur, seringkali gagal ginjal didiagnosis berdasarkan tes darah untuk zat yang biasanya dihilangkan atau dilepas oleh ginjal seperti misalnya urea dan kreatinin, selain itu rasio berdasar pada rasio BUN terhadap kreatinin (rasio dari dua nilai laboratorium digunakan serum nitrogen urea darah (BUN) dan serum kreatinin). Selain itu rasio BUN terhadap kreatinin digunakan untuk mengevaluasi cedera ginjal, kedua tes tersebut memiliki kelemahan, misal dibutuhkan sekitar 24 jam agar kreatinin meningkat, bahkan jika kedua ginjal tidak berfungsi lagi. Sejumlah penanda alternative telah diusulkan sebagai pengganti atau pendamping kreatinin (NGAL, KIM-1, IL-18 dan cystatin C), namun tidak ada satupun dari mereka yang saat ini cukup mapan untuk menggantikan kreatinin sebagai penanda fungsi ginjal.
Begitu dosis AKI ditegakkan, pengujian lebih lanjut sering diperlukan untuk menentukan penyebabnya, hal ini berguna untuk melakukan pemindaian kandung kemih atau sisa post void untuk menyingkirkan retensi urin, pada residu post void kateter dimasukkan ke dalam saluran kemih segera setelah kencing untuk mengukur cairan yang masih berada di kandung kemih, 50-100 ml menunjukkan disfungsi kandung kemih neurogenik. USG ginjal akan menunjukkan hidronefrosis jika ada, CT scan abdomen juga akan menunjukkan distensi kandung kemih atau hidronefrosis, namun di AKI penggunaan kontras dikontraindikasikan karena zat untuk kontras yang digunakan memicu adanya nefrotoksik.
Ini mungkin termasuk analisis dengan sedimen urine, ultrasound ginjal dan atau biopsy ginjal, dimana indikasi untuk biopsi ginjal dalam setting AKI meliputi :
a.    AKI yang tidak dapat dijelaskan, pada pasien dengan dua ginjal normal yang tidak terhambat fungsinya
b.    AKI dihadapan sindrom nefritis
c.    Penyakit sistemik berhubungan dengan AKI
d.    Disfungsi transplantasi ginjal 

PENGOBATAN
Pengelolaan AKI bergantung pada identifikasi dan pengobatan penyebabnya, tujuan utama pengelolaan awal adalah untuk mencegah keruntuhan dan kematian karidovaskuler dan meminta saran spesialis dari seorang nephrologist, selain pengobatan gangguan yang mendasari pengelolaan AKI secara rutin mencakup penghindaran zat yang bersifat racun pada ginjal, disebut nephrotoxins, ini termasuk NSAID seperti ibu profen, naproxen, kontras iodine seperti yang digunakan untuk CT scan, menggunakan antibiotic seperti gentamicyn dan obat-obat lain.
Pemantauan fungsi ginjal dengan pengukuran serum kreatinin dan pemantauan output urin, rutin dilakukan. Di rumah sakit pemasangan kateter urine membantu memantau keluaran urine dan mengurangi kemungkinan sumbatan saluran kandung kemih seperti pembesaran prostat.

TERAPI SPESIFIK
Pada AKI prerenal tanpa kelebihan cairan, pemberian cairan intravena biasanya merupakan langkah awal untuk memperbaiki fungsi ginjal, status volume dapat dipantau dengan penggunaan kateter vena sentral untk menghindari penggantian cairan berlebih atau kurang
Jika tekanan darah rendah tetap ada walaupun menyediakan cairan dalam jumlah yang cukup, obat yang meningkatkan tekanan darah ( vasopressor ) seperti norepineprin dan dalam keadaan tertentu obat yang memperbaiki kemampuan jantung untuk dipompa (dikenal sebagai inotrop) seperti dobutamin dapat diberikan untuk memperbaiki aliran darah ke ginjal,
Berbagai penyebab AKI intrinsic memerlukan terapi khusus, sebagai contoh AKI intrinsic karena vaskulitis atau glomerulonefritis dapat merespons pengobatan steroid, siklofosfamid dan (dalam beberapa kasus) pertukaran plasma. AKI preranl yang diinduksi toksin sering merespons penghentian agen bersinggungan seperti penghambat ACE (ACE bloker), antagonis ARB, aminoglikosida, penisilin, NSAID atau parasetamol.
Jika penyebabnya dalah suatu penyumbatan saluran kemih, maka penghilang penyumbatan (nefrostomi atau kateter urine) mungkin sangat diperlukan.
 
DIURETIC AGEN
Penggunaan diuretic seperti furosemid, menyebar luas dan terkadang memberikan rasa nyaman dalam proses memperbaiki kelebuhan cairan tubuh, hal ini tidak terkait dengan resiko kematian yang terjadi akibat AKI, atau dengan adanya data penurunan angka kematian atau lamanya tinggal di unit perawatan intensif atau lama tinggalnya di rumah sakit karena perawatan. 

TERAPI PENGGANTI GINJAL (HEMODIALISA)
Terapi penggantian ginjal seperti hemodialisis dapat dilakukan dalam beberapa kasus AKI, terapi penggantian ginjal dapat diaplikasikan secara intermitten (IRRT) dan terus menerus (CRRT), hasil studi mengenai perbedaan hasil antara IRRT dan CRRT tidak konsisten, tinjauan sistematis terhadap literature pada tahun 2008 menunjukkan tidak ada perbedaan hasil antara penggunaan hemodialisis intermiten dan hemofiltrasi venovenous kontinu (CVVH), diantara pasien kritis AKI dengan terapi penggantian fungsi ginjal intensif dialysis tidak menampakkan adanya perbaikan hasil yang bagus bila dibandingkan dengan transplantasi.

KOMPLIKASI
Asisdosis metabolic, hiperkalemia dan edema paru mungkin memerlukan perawatan medis dengan sodium bicarbonate, antihyperkalemic measerus dan diuretic.
Kurangnya perbaikan dengan resusitasi cairan, hiperkalemia yang tahan terhadap terapi, asidosis metabolic atau kelebihan cairan mungkin memerlukan bantuan-bantuan berupa dialysis atau hemofiltrasi.

PROGNOSIS
KEJADIAN FATAL
Kematian setelah AKI ataupun disebabkan AKI masih tetap tinggi, secara keseluruhan data tahun 2012 di USA 20%-30%, jika pasien dirumah sakit dirujuk ke nefrologi maka rata-rata 50% dialysis dan 70% dialysis dan ICU, jika AKI berkembang setelah adanya operasi besar ( 13,4% dari semua orang yang telah menjalani operasi besar) resiko kematian menjadi meningkat secara nyata hingga 12 kali lipatnya.

FUNGSI GINJAL
Bergantung pada penyebabnya, sebagian pasien (5%-10%) dari pasien tidak akan pernah mendapatkan fungsi ginjalnya kembali secara penuh, sehingga memasuki tahap aljir gagal ginjal dan membutuhkan dialysis seumur hidup atau transplantasi ginjal. Pasien dengan AKI lebih mungkin meninggal dunia, premature setelah dipulangkan dari rumah sakit, dan di rumah sakit hanya seolah memperpanjang usia hanya dengan sedikit.

EPIDEMIOLOGI
Kasus AKI tidak umum dan jarang terjadi, dan hanya mempengaruhi sekitar 0,1% populasi Inggris per tahun (2.000 ppm / tahun), AKI yang memerlukan dialysis (10% diantaranya) jarang terjadi (200 ppm/tahun)
Ada peningkatan kejadian AKI pada pekerja pertanian terutama para pekerja yang menggunakan program pertanian dengan menggunakan insectisida, pupuk kimia atau herbisida, dan hampir tidak ada factor resiko secara nyata dengan lingkungan dan kerja secara tradisional, selain itu ditambah kemungkinan yang semakin meningkatkan resiko petani atau pekerja dilapangan adalah karena teriknya panas matahari dan dehidrasi.
Cedera ginjal akut sering terjadi pada pasien rawat inap, ini mempengaruhi sekitar 3 sampai 7 % pasien yang dirawat dirumah sakit dan sekitar 25 sampai 30% pasien di ICU.
Cedera ginjal akut adalah salah satu kondisi paling banyak menguras biaya yang terlihat dari data di dinas kesehatan USA pada tahun 2011 yang menghabiskan lebih dari 4,7 miliar dollar untuk pasien diribuan rumah sakit di USA, dan ini mengalami peningkatan sekitar 346% dibanding tahun 1997 ( 5 tahun sebelumnya )dimana ketika itu di tahun 1997 terdapat sekitar 98ribu pasien terdeteksi AKI. 

SEJARAH
Sebelum ditemukannya deteksi ginjal serta kemajuan teknologi dan pengobatan modern, sebelum tahun 1847 cedera ginjal akut dulu disebut sebagai ginjal yang keracunan uremik, sementara uremik adalah merupakan kontaminasi darah dengan urine, mulai tahun 1847 uremia digunkan sebagai indicator pengurang fusngi ginjal atau pengurang output urin, sebuah kondisi yang sekarang kita sebut sebagai “oliguria” yang disebabkan oleh adanya pencampuran urine dengan darah di ginjal dan bukannya ditarik melalui uretra
Cedera ginjal akut akibat adanya nekrosis tubular akut diketahui sekitar tahun 1940-an di London Inggris, dimana banyak korban luka bakar pada saat tragedy London Blitz yang kemudian mengembangkan ilmu nekrosis pada tubulus ginjal yang ternyata dapat menyebabkan luka karena dehidrasi cairan secara tiba-tiba, sedangkan selama perang Vietnam dan Korea, kejadian AKI dapat dikelola dan dapat ditekan karena adanya penanganan medis yang segera yaitu rumatan pemberian cairan intravena yang lebih baik. 



Demikian postingan saya kali ini
Semoga bermanfaat
Terima kasih

Tidak ada komentar:

selayang pandang alat - alat di kamar bedah

Selayang pandang tentang alat-alat dasar kamar operasi yang sering digunakan oleh teman-teman sejawat apoteker pada saat melakukan operasi ....