Minggu, 06 September 2015

Farmasi Rumah Sakit Ngapain saja sih..? (farmasi klinik rumah sakit)

pada saat kita akan masuk rumah sakit maka yang terbayang dalam benak kita pertama adalah orang sakit (pasein), dokter yang berbaju putih-putih serta suster atau perawat, orang awam hanya paham itu dan kalau mereka ke bagian farmasi (apotik) untuk mengambil obat mereka akan menyebut kita perawat atau suster dan bukan mbak atau mas asisten apoteker ataupun pak atau bu apoteker.....
seberapa kenal mereka dengan kita sebagai TTK (tenaga teknik apoteker) atau apoteker (farmasis), di apotek diluar rumah sakit masyarakat tidak mengenal apa itu TTK, dengan apa mereka masyarakat menyebut istilah itu, untuk menyebut TTK tidak semudah radiografer, nutrition, apalagi bila dibanding dengan tenaga kesehatan lain yang sudah kesohor terlebih dahulu seperti dokter atau suster.
yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana mereka (masyarakat umum) mengetahui keberadaan TTK dan apoteker serta bagaimana mereka paham perbedaan antara keduanya
kini sudah tiba waktunya untuk memperkenalkan masyarakat tentang keberadaan TTK dan apoteker di rumah sakit kepada masyarakat, pintu itu terbuka dengan cara melalui program farmasi klinik untuk apoteker ataupun UDD (unit dossage dispensing) untuk TTK lalu seperti apa dan bagaimana itu farmasi klinik dan UDD
farmasi klinik
sesuai dengan edaran "Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit" dimana instalasi farmasi rumah sakit punya 2 bagian kerja yaitu manajemen dan klinik.

bagian manajemen farmasi adalah :
perencanaan
pemilihan
pengadaan
penerimaan
penyimpanan
pendistribusian
laporan
evaluasi

bagian farmasi klinik adalah :
pengkajian dan layanan resep
penelusuran pengobatan
rekonsiliasi obat
pelayanan informasi obat dan pengobatan
konseling
visite pasien
pemantauan terapi obat
monioring efek samping obat
evaluasi penggunaan obat
dispensing sediaan steril
pemantauan kadar obat dalam darah

dalam kesempata ini mungkin akan kita bahas farmasi klinik saja karena mungkin manajemen farmasi sudah banyak dibahas
farmasi klinik disebutkan dalam peraturan menteri adalah pelayanan farmasi langsung yang menyentuh pasien secara dekat oleh apoteker, pelayanan ini diberikan dalam rangka meningkatkan ataupun menjamin outcame (hasil akhir pengobatan) terapi serta usaha untuk meminimalkan resiko-resiko seperti efek samping, patient safety sehingga kualitas hidup pasien sangat terjamin dan sangat bermutu
mari kita uraikan kerjanya apoteker dalam rangka melaksanakan farmasi klinis ini
1. pengkajian dan pelayanan resep
pekerjaan ini adalah menganalisa adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan obat yang tertulis pada resep, dimana dalam resep harus memenuhi syarat syarat tertentu seperti
- syarat administrasi (Nama pasien, Umumr pasien, Berat badan pasien, Tinggi badan pasien, Nama Dokter, alamat praktek, nomor ijin praktek, paraf dokter, tanggal resep atau kalau dalam lingkungan rumah sakit berasal dari bangsal atau poli mana)
- syarat farmasetik (nama obat, bentuk sediaan obat, kekuatan sediaan atau dosis obat asli, dosis obat yang diinginkan, jumlah obat, stabilitas obat serta cara dan aturan penggunaan atau konsumsi)
- syarat klinis (ketepatan indikasi atau diagnosis, tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat cara penggunaan obat, adakah duplikasi obat, alergi ataupun reaksi yang tidak dikehendaki dari obat (ROTD), kontraindikasi serta interaksi
dan semua syarat-syarat diatas itu adalah pintu awal dari salah satu pengobatan supaya tepat sasaran kepasien, apabila ditemukan sesuatu yang tidak sesuai maka komunikasikan dengan DPJP (dokter penanggung jawab pasien)

2. penelusuran penggunaan obat
penelusuran penggunaan obat dilakukan dengan cara
- membandingkan riwayat penggunaan obat yang didapat pasien dengan obat yang diterima sekarang, baik itu pengobatan yang telah lalu (penelusuran lewat catatan pengobatan atau catatan medis pasien rawat inap waktu sebelumnya) atau pengobatan yang sedang berlangsung (penelusuran lewat catatan medis yang sedang berjalan)
- verifikasi riwayat pengobatan dimana obat akan ada sejarahnya atau rekam jejak pengobatan tersebut diberikan kepada pasien
- dokumentasi alergi ataupun pernah mendapatkan obat dengan reaksi efek obat yang tidak diinginkan (ROTD)
- identifikasi potensi interaksi obat
- menilai kepatuhan pasien, pemahaman pasien tentang obat dan rasionalitas proses pengobatan
- menilai adanya bukti bila ada penyalahgunaan obat, dan dokumentasi seluruh pengobatan
- identifikasi pengobatan lain, dsb
3. rekonsiliasi obat
rekonsiliasi adalah suatu proses membandingkan pengobatan sebelum pasien mendapatkan pengobatan selanjutnya untuk mencegah pasien mendapatkan pengobatan untuk mengurangi kejadian salah pengobatan, dalam hal ini petugas farmasi (apoteker) menanyakan riwaya obat dan pengobatan kepada pasien dengan berbagai cara dan metode pendekatan antara petugas farmasi dengan pasien
4. pelayanan informasi obat
ini merupakan kegiatan pemberian informasi kepada pasien dan keluarga pasien justru terutama untuk kalangan medis seperti dokter maupun suster atau perawat saat mereka menjalankan praktek kesehatan di rumah sakit sehingga diharapkan adanya kolaborasi kerjasama pengobatan pasien antara dokter, perawat dan farmasi (apoteker) dengan pengambil keputusan utama adalah DPJP (dokter penanggung jawab pasien) sehingga tercipta pengobatan komprehensif
5. Konseling
kegiatan ini adalah pemberian nasehat dari apoteker (farmasis) kepada pasien berkaitan dengan proses pengobatan dimana apoteker (konselor) berhadapan langsung dengan pasien dengna tujuan mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan resiko dan lebih efektif dan efisiens dalam pengobatan
6. visite
merupakan kegiatan kunjungan apoteker maupun bisa dianggap juga kunjungan TTK ke ruangan perawatan pasien dimana kegiatan visite ini bisa mandiri (apoteker sendiri ke ruangan pasien) ataupun bersama dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, suster, radiografer, nutrition maupun kerohanian bila ada dan sekarang ada buku panduan visite tersendiri yang diterbitkan oleh dirjen yanfar pusat
7. pemantauan terapi obat
kegiatan ini mencakup kegiatan memastikan bahwa terapi yang didapat oleh pasien sudah sesuai dengan terapi dan aman, serta memberikan efek yang rasional bagi penyembuhan pasien
8. monitoring efek samping obat (MESO)
kegiatan pemantauan dari hasil pemberian obat atau terapi kepada pasien dimana pasien mendapatkan efek yang bukan efek terapi akan tetapi justru mendapatkan efek samping yang tidak dikehendaki dan berpotensi merugikan pasien
9. Evaluasi penggunaan obat
evaluasi ini dilakukan secara terus menerus selama pasien dirawat atau selagi dalam pengawasan penggunaan terapi tertentu secara kualitatif dan kuantitatif
10. dispensing sediaan steril
kegiatan ini dilakukan di rumah sakit yang sudah mempunyai fasilitas tertentu ( ruang steril / HEPA filter / BSF / APD ) guna mendapatkan hasil produksi, atau hasil re-packing yang bebas kuman atau hama, dimana biasanya dilakukan dalam ruangan khusus dengan teknik aseptik dan proses sterilisasi dan tidak membahayakan petugas dari paparan obat yang sedang diproduksi atau re-packing ulang ( biasanya obat khemoterapi / parenteral nutrisi / pengeceran obat injeksi )
11. pemantauan obat dalam darah
kegiatan ini dilakukan berkolaborasi dengan laboratorium ataupun dengan laboratorium farmasi mandiri dimana kegiatannya menentukan kadar obat dalam darah berkaitan dengan fungsi organ tubuh pasien yang mengalami gangguan ataupun karena obat dengan indeks terapi yang sempit

inilah gerbang apoteker ataupun farmasi akan dikenal oleh masyarakat terutama oleh pasien dan keluarga pasien dalam lingkungan rumah sakit
mungkin ilmu yang didalami tidak hanya sekedar mengetahui berbagai macam fungsi dan kegunaan obat yang ribuan jumlahnya akan tetapi juga adanya interaksi ataupun efek yang merugikan serta ketepatan dosis obat itu sendiri.
jadi bagaimana dengan anda para apoteker....
siapkah dengan perkembangan jaman yang ada dimana anda diminta untuk duduk bersama dengan tenaga kesehatan lain berdiskusi menentukan pengobatan yang baik dan benar serta dapat bermanfaat kepada pasien....
saya tunggu jawaban anda....

Tidak ada komentar:

selayang pandang alat - alat di kamar bedah

Selayang pandang tentang alat-alat dasar kamar operasi yang sering digunakan oleh teman-teman sejawat apoteker pada saat melakukan operasi ....