Stroke adalah kondisi medis dimana darah yang buruk
mengalir ke bagian otak yang mengakibatkan penyumbatan dan kemudian kematian
sel, ada dua type utama dalam stroke yaitu
- Stroke
iskemik : karena
kekurangan aliran darah ke otak
- Stroke
Hemorrhagic : karena
adanya perdarahan dalam otak
Kedua stroke ini mengakibatkan sebagian otak tidak berfungsi sebagaimana
mestinya dengan baik, tanda-tanda dan gejala adanya stroke diantaranya adalah
kehilangan kemampuan untuk bergerak dan merasa (meraba dengan kulit ataupun
rasa makanan)di satu sisi, atau mulai berkurangnya koordinasi antara pikiran
kita dengan salah satu alat gerak (kaki atau tangan yang sudah tidak mau
bersinergi dengan pikiran kita) atau berbicara, vertigo atau mulai berkurangnya
koordinasi antara mata dengan pikiran kita disisi lain, tanda-tanda dan gejala
sering muncul segera dan lebih tepat mendadak setelah terkena serangan stroke,
jika terjadi dalam waktu kisaran satu hingga dua jam maka didunia medis dikenal
dengan istilah Transient Ischemic Attack (TIA) atau mini stroke, stroke
hemoragik juga dapat dikaitkan dengan sakit kepala yang sangat parah, gejala
stroke dapat juga bersifat permanen, bahkan stroke kecil yang dibiarkan maka
dalam jangka dapat mengakibatkan hilangnya control pada kandung kemih.
Factor resiko penyebab paling utama dari stroke adalah adanya tekanan
darah tinggi, factor-faktor lain yang memicu diantaranya adalah merokok
terutama tembakau, obesitas, kolesterol dalam darah, diabetes mellitus,
transien ischemic attack (TIA)sebelumnya dan fibrilasi atrium, stroke iskemik
biasanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, meskipun ada juga penyebab
yang kurang umum, suatu stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan langsung ke
otak atau ke ruang antara membrane otak, perdarahan mungkin dapat terjadi
karena aneurisma otak yang pecah.
Kemungkinan terjadi perdarahan karena adanya aneurisma otak (kelainan
serebrovaskuler atau adanya arteri atau vena atau pembuluh darah yang memasok
oksigen ke otak mengalami dilatasi atau pembengkaan)yang mengalami pecah pembuluhnya,
diagnosis ini biasanya butuh bantuan gambaran atau pencitraan medis seperti melalui
pemindaian CT-scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) bersamaan dengan
pemeriksaan fisik, tes lain seperti EKG (elektrocadiogram) dan tes darah
dilakukan untuk menentukan factor resiko dan menyingkirkan kemungkinan penyebab
lainnya, gula darah rendah dilaporkan juga dapat menyebabkan gejala yang sama
dan dapat menyebabkan gangguan dalam menegakkan diagnose.
Pencegahan meliputi penurunan factor resiko yang kemungkinan terjadi,
serta kemungkinan lain pemberian terapi dan tindakan medis seperti pemberian
aspirin, golongan statin, pembedahan membuka pembuluh darah yang mengalami
gangguan, serta warfarin pada pasien dengan atrial fibrillation (fibrilasi
atrium adalah ritme jantung yang tidak normal yang ditandai dengan denyut
jantung bagian atrium yang cepat akan tetapi tidak teratur), stroke (TIA) lebih
sering membutuhkan perawatan secara darurat, stroke iskemik jika terdeteksi
dalam setengah jam (ada literature yang menyebutkan tiga hingga empat jam) dapat
diberikan terapi dengan terapi obat yang dapat memecah gumpalan-gumpalan
penyumbatnya, seperti misalnya aspirin dapat digunakan, beberapa stroke hemoragik
dapat memanfaatkan pelayanan pembedahan dan beberapa fungsi yang hilang akibat
serangan stroke dapat dikembalikan dengan rehabilitasi medic khusus stroke, dan
idealnya di rumah sakit ada suatu pusat pelayanan unit stroke, atau pusat
stroke di sutau rumah sakit, hanya saja ini tidak tersedia hampir di sebagian
besar rumah sakit di dunia.
Data pada tahun 2013 WHO mencatat sekitar 6,9 juta orang didunia
mengalami stroke iskemik dan 3,4 juta orang didunia mengalami stroke hemoragik,
kemudian data pada tahun 2015 WHO mencatat ada sekitar 42,4 orang masih dapat
bertahan hidup dengan stroke, antara tahun 1990 hingga tahun 2010 jumlah orang
dengan stroke di negara maju mengalai penurunan sekitar 10% dan justru
meningkat lebih dari 10% di negara ketiga dan Negara berkembang, dan pada tahun
2015 stroke menjadi penyebab kematian yang paling umum urutan kedua setelah
penyakit jantung koroner, sekitar 6,3 juta kematian atau 11% dari total
kematian dimana 3,0 juta karena stroke iskemik dan 3,3 juta karena stroke hemoragik,
dan sekitar 50% dari orang yang mengalami stroke memiliki usia hidup kurang
dari setahun, dan dua per tiga stroke terjadi pada orang yang berusia diatas 65
tahun.
KLASIFIKASI
Stroke dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu stroke iskemik
dan stroke hemoragik, dimana stroke iskemik adalah disebabkan adanya
keterputusan suplai darah yang membawa oksigen ke otak, sementara stroke
hemoragik adalah diakibatkan adanya pembuluh darah di otak yang pecah atau
adanya struktur vascular (pembuluh darah) yang mengalami gangguan atau
abnormal, sekitar 87% pasien stroke dengan stroke iskemik dan selebihnya karena
stroke hemoragik, dan ada keadaan yang disebut “transformasi hemoragik” dimana
stroke hemoragik yang justru penyebabnya karena sudah mengalami stroke iskemik
akan tetapi tidak tertangani dengan baik, golongan stroke ini belum diketahui
pasti jumlahnya walaupun kejadian ini banyak dilaporkan
DEFINISI
Pada tahun
1970-an organisasi kesehatan dunia WHO (world health organitation)
mendefinisikan stroke sebagai “deficit neurologis penyebab serebrovaskuler
yang berlangsung lebih dari 24 jam atau terganggu oleh adanya kematian serebrovaskuler
dalam waktu 24 jam” meskipun kata-kata “STROKE” sudah berabad-abad yang
lalu ada akan tetapi para ilmuwan menitik beratkan batas 24 jam sebagai waktu
yang kurang dapat diterima karena mestinya harus mencerminkan adanya
reversibilitas tubuh karena adanya kerusakan jaringan dalam rancangan 24 jam
tersebut mestinya ada respon lain yang dapat dijelaskan lebih rinci, batas
waktu 24 jam hanya menggambarkan adanya serangan iskemik transien (TIA keadaan
medis sementara dimana otak atau sumsung tulang belakang kekurangan suplay
darah yang membawa oksigen ) yang merupakan syndrome gejala stroke yang dapat
pulih kembali dalam batas waktu 24 jam, dengan tersedianya sarana dan prasarana
yang ada dapat mengurangi tingkat keparahan dan terkait dengan kesembuhan
secara total, sekarang dunia medis lebih memilih definisi atau terminology alternative untuk penyebutannya seperti, serangan
otak atau sindrom serebrovaskuler iskemik akut, dan disini lebih pada tindakan
agar mencerminkan pentingnya dari gejala ini supaya ada tindakan yang lebih
cepat.
1-ISKEMIK
Dalam
kasus stroke iskemik ini suplai darah ke bagian otak menurun, menyebabkan
disfungsi jaringan otak di daerah itu, ada empat alasan mengapa hal ini bisa
terjadi :
1.Thrombosis (penyumbatan pembuluh
darah oleh bekuan darah yang terbentuk secara local)
- 2.Embolisme (penyumbatan karena adanya
emboli dari tempat lain di tubuh)
- 3.Hiperfusi sistemik (penurunan umum suplai
darah, misalnya shock)
-
4.Thrombosis sinus vena serebral
Stroke
tanpa penjelasan yang jelas disebut “kriptogenik” (sebab-sebabnya tidak
diketahui), ini merupakan 30-40% dari semua stroke iskemik
Ada
berbagai sistem klasifikasi untuk stroke iskemik akut, klasifikasi berdasarkan
Oxford Communiity Stroke Project (OCSP) klasifikasi dikenal juga sebagai
klasifikasi Bamford atau Oxford) dimana klasifikasi terutama berdasarkan gejala
awal, selain itu ada juga berdasarkan tingkat gejala sedangkan yang umum adalah
klasifikasi berdasarkan episode-nya seperti :
TACI :
Total Anterior Circulation Infarck
TACI
adalah infark serebral yang mempengaruhi keseluruhan sirkulasi pembuluh
anterior yang memasok salah satu sisi otak, bila terganggu dapat menyebabkan
stroke, atau ada sebagian menyebutnya sebagai TACS Total Anterior Circulation
Stroke Sindrom atau Sindrom Stroke Sirkulasi Anterior, ini mangacu pada gejala
pasien yang secara klinis telah menderita infark sirkulasi anterior total, akan
tetapi belum dapat atau memiliki pencitraan diagnostic secara medis baik
menggunaan CT scan maupun MRI atau alat penunjang diagnostic lainnya untuk
memastikan dan menegakkan diagnose tersebut.
PACI :
Parcial Anterior Circulation Infarck
PACI
adalah suatu jenis infark serebral yang mempengaruhi bagian sirkulasi anterior
yang memasuk satu sisi bagian otak atau disebut juga PACS Parcial Anterior
Circulation Stroke Sindrom dimana mengacu pada gejala yang sudah mengarah pada
PACI akan tetapi belum dapat digambarkan ataupun belum dapat diambil dengan
alat diagnostic untuk penegakkan diagnosa
LACI :
Lacunar Circulation Infarck
LACI
adalah jenis stroke yang paling umum dan banyak ditemukan dimana ada penetrasi
kecil pada arteri yang memberi asupan darah keotak, pasien yang datang dengan
gejala stroke lacunar akan tetapi belum dapat diambil gambar pencitraan secara
diagnostic disebut juga LACS atau Lacunar Anterior Circulation Stroke Sindrom, sindrom
ini juga ada yang didapat justru setelah pasien mengalami goresan lacunar pada
saat pembedahan atau stroke post-mortem.
POCI :
Posterior Circulation Infarck
POCI
adalah sejenis infark serebral yang mempengaruhi sirkulasi posterior yang
memasuk salah satu sisi otak, dan istilah POCS Posterior Circulation Stroke
Sindrom adalah POCI yang belum dapat diambil pencitraan-nya secara diagnostic
atau menggunakan alat diagnostic lain untuk penegakkan diagnose.
Analisis
TOAST (Trial of Organisation in Acute Stroke Treatment) mendasarkan bahwa
gejala stroke didasarkan pada gejala klinis dan juga hasil pemeriksaan lebih
lanjut, TOAST mengklasifikasikan stroke sebagai akibat dari
(1)
Thrombosis atau emboli karena
aterosklerosis arteri besar,
(2)
Emboli yang berasal dari jantung
(3)
Penyumbatan lengkap pembuluh darah
kecil
(4)
Penyebab lain yang dapat ditentukan
(5)
Penyebab lain yang belum dapat
ditentukan, belum diketahui atau karena belum lengkap pemeriksaannya.
Penggunaan
stimulant seperti kokain dan methamphetamine dapat menaikkan resiko terkena
serangan stroke iskemik.
2-HEMORRAGIC
Ada dua
tipe utama pada stroke hemoragik :
(a)
Perdarahan serebral atau dikenal
juga sebagai perdarahan intraserebral yang pada dasarnya berdarah di dalam otak
itu sendiri (ketika arteri didalam otak mengalami pecah pembuluh dan membanjiri
jaringan dengan darah di otak) seperti karena perdarahan intraparenchymal
dimana terjadi perdarahan di dalam jaringan otak, atau perdarahan
intraventrikular dimana perdarahan terjadi di dalam sistem ventrikel didalam
otak
(b)
Perdarahan subarachnoid yang pada
dasarnya adalah perdarahan yang terjadi diluar jaringan otak namun tetap berada
didalam tulang tengkorak yang letaknya antara mater arachnoid dan pia mater
yaitu lapisan paling terdalam dari tiga lapisan meninges yang mengelilingi otak,
dimana fungsi meninges adalah membrane untuk melindungi otak.
Dua jenis
stroke hemoragik tersebut juga menjadi dua bentuk perdarahan intracranial
(perdarahan yang terjadi di daerah dalam tulang tengkorak) yang berbeda, yaitu
akumulasi darah didalam kubah rongga tengkorak, tetapi bentuk lain dari
perdarahan intracranial, seperti hematoma epidural (perdarahan antara tengkorak
dan dura mater, dura mater adalah merupakan suatu lapisan tebal dan kuat pada
maninges yang menselubungi otak) dan
hematoma subdural (perdarahan di rongga subdural)
Stroke
hemoragik dapat terjadi pada kondisi dengan latar belakang perubahan pada
pembuluh darah di otak seperti (a) angiopati amiloid serebral, (b) malformasi
arteri ) pembuluh darah) serebral, (c) dan aneurisma intracranial, yang
ketiganya dapat menyebabkan perdarahan intraparenchimal atau subarachnoid.
TANDA dan GEJALA
Gejala
stroke biasanya dimulai secara mendadak, hanya dalam kurun waktu detik sampai
menit dan tidak berlanjut sampai jauh, gejalanya tergantung pada daerah otak
mana yang terkena serangan, semakin luas area otak yang terkena semakin banyak
fungsi yang cenderung hilang, beberapa bentuk stroke bisa menyebabkan gejala
tambahan, misalnya pada perdarahan intracranial, daerah yang terkena dapat
menekan struktur lainnya, sebagian besar bentuk stroke tidak terkait dengan
sakit kepala, selain perdarahan subarachnoid dan thrombosis vena serebral dan
kadang-kadang perdarahan intraserebral.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS DINI
Berbagai
system dan indicator-indikator telah diusulkan untuk meningkatkan pengenalan
atau penegakan diagnose stroke, temuan yang sedikit bebeda-beda masih dapat
memprediski ada tidaknya stroke terhadapt derajat stroke yang berbeda pula,
seperti kelemahan atau mengendornya muka wajah yang datang secara mendadak, hilangnya
fungsi penggerak otot gerak (salah satu dari tangan dan atau kaki tidak mau
diperintah oleh otak untuk bergerak) serta alat ucap (lidah dan atau mulut)
yang tidak normal lagi dalam pengucapan adalah temuan-temuan yang paling
mungkin mengarah pada identifikasi yang benar tentang kasus stroke yang
meningkat, demikian pula jika ketiganya tidak ada maka kemungkinan stroke mulai
mengalami penurun yang signifikan (penelitian menyebutkan rasio penurunan
sebesar 39%) meskipun temuan ini tidak sempurna untuk mendiagnosis stroke,
fakta bahwa mereka dapat dievaluasi dengan relative cepat dan mudah membuat
mereka sangat berharga dalam situasi yang akut,
Sebuan
mnemonic untuk mengingat tanda gejala ataupun peringatan stroke adalah dengan
FAST; Facial drooping = wajah turun, Arm weakness = tangan melemah, Speech
difficulty = berbicara susah, Time ti call emergency = Waktu yang tepat
menghubungi emergency, dan tindakan FAST ini direkomendasikan oleh Departemen
Kesehatan Inggris, Amerika, Asosiasi stroke di LA-USA,dan beberapa Negara eropa
lain, sedangkan di bagian emergency setelah menerima pasien dengan FAST maka
tenaga medis akan mudah menerapkan skala penilaian yang mereka sebut ROSIER,
dengan ROSIER maka penangnana lebih mudah
SUB – Tipe
Dalam otak
terdapat suatu jalur (jalur saraf atau jalur SSP, jalur sistem saraf
pusat)dimana dalam jalur itu terdapat tiga saluran neuron saraf yaitu (a)
saluran spinothalmic yang menerima sinyal untuk rabaan kasar, suhu, rasa sakit
dan sebagainya (b)saluran kortikospinalis yaitu bertugas mengendalikan alat
gerak dan otot persendian dan (c) kolom dorsal (lemniscus medial) yaitu lebih
pada sentuhan halus serta berhubungan dengan sumsum tulang belakang dan organ
vital dalam tubuh, jika jalur 3 in 1 ini terganggu maka akan muncul-muncul
gejala seperti
-
Hemiplegia yaitu kelumpuhan sebagian
(salah satu sisi badan) dari yang ringan hingga yang fatal, seperti kelemahan
otot wajah, kelemahan tangan atau kaki dan sebagainya
-
Mati rasa
-
Menurunnya sensasi getaran atau
sensorik (pendengaran ataupun penglihatan)
-
Terjadi penurunan tonus otot
sehingga terjadi kelemahan pada otot sehingga lumpuh atau terjadi peningkatan
tonus otot sehingga terjadi kekakuan pada otot dan persendian yang sangat sulit
digerakkan
Dalam
kebanyakan kasus yang terjadi, gejala umum yang sering terjadi hanya
mempengaruhi salah satu sisi tubuh (unilateral) bagian kanan badan atau kiri
badan dan bergantung pada bagian otak sebelah mana yang terkena gangguan, efek
dari otak yang terganggu ini “biasanya” terjadi pada sisi berlawanan dengan
badan, namun tidak berlaku bila yang terganggu berada di jalur sumsum tulang
belakang, namun begitu bila terjadi gangguan pada sumsum tulang belakang dan
lesi atau gangguan pada jalur “3 in 1” ini maka akan memberikan gejala yang
sama pula, sehingga gejala yang mengganggu jalur “3 in 1” ini belum tentu
stroke, karena bisa jadi gangguan itu tidak terjadi di otak tetapi di jalur
ini, dimana jalur ini terdapat pada sumsum tulang belakang dan batang otak
dibagian tengkuk (bagian belakang leher), dan yang paling banyak menimbulkan
gangguan adalah apabila mengenai salah satu dari 12 belas saraf cranial
(saraf-saraf yang keluar dan terhubung langsung dengan otak) maka akan
mengalami stroke batang otak yang gejala stroke batang otak adalah sebagai
berikut :
-
Pendengaran, perasa dan penglihatan
berubah (total atau parsial)
-
Mengalami lemah otot ocular dan otot
yang mengatus kelopak mata dapat melemah (mata merem) ataupun otot menegang
sehingga menarik kelopak (mata terbuka terus)
-
Reflex gerak dan pencernaan yang
menurun (mutah, sulit menelan)
-
Sensasi, raba dan rasa berkurang
-
Otot wajah melemah lunglai atau kaku
-
Mengalami masalah dengan
keseimbangan badan
-
Perubahan denyut jantung yang makin
menurun dan pernapasan
-
Kelemahan otot sternokleidomastoid
atau otot salah atu pengerak kepala
-
Kelemahan menggerakkan lidah
(menjulur, kesisi kiri atau kanan, atau menarik kebelakang)
Jika
korteks serebral (letak disekitar antara otak bagian belakang dan batang otak) dilibatkan
karena terkena gangguan, maka gejala-gejala yang ada diantaranya adalah
-
Afasia (kesulitan komunikasi verbal,
pendengaran, membaca, menulis)
-
Disartria (gangguan motorik bicara
karena saraf)
-
Apraxia (gerakan diluar kendali)
-
Kesulitan visual (melihat benda)
-
Deficit memory (pengingat yang makin
melemah sampai pikun)
-
Pikiran yang tidak terorganisir,
kebingungan atau cemas
GEJALA TERKAIT LAIN
Kehilangan
kesadaran, koma, sakit kepala, mutah dan gangguan pencernaan dan melemahnya
pernapasan lebih sering terjadi pada pasien hemoragik dari pada thrombosis
intracranial yang menekan otak.
PENYEBAB-PENYEBAB STROKE
(1) STROKE TROMBOLITIK
Pada
stroke trombolitik, thrombus (bekuan darah) biasanya akan banyak terbentuk
disekitar plak aterosklerotik, karena penyumbatan arteri ini terjadi secara
bertahap maka onset stroke trmbolitik simtomatik ini lebih lambat dari pada
stroke hemoragik, sebuah thrombus (bekuan darah) dapat menyebabkan stroke
embolik (walaupun tidak sepenuhnya benar-benar tertutup), tetapi jika thrombus
ini lepas dan bergerak dalam aliran darah yang pada saat itu disebut embolus
maka bisa jadi embolus ini berhenti dan memutus aliran, ada dua jenis
thrombosis yang dapat menyebabkan stroke yaitu :
-
Penyakit pembuluh darah besar yang
melibatkan arteri karotis umum dan internal, arteri vertebralis dan lingkaran
willis. Penyakit atau sesuatu yang dapat menyebabkan terbentuknya thrombus pada
pembuluh darah besar meliputi (a) aterosklerosis, (b) vasokonstriksi
(pengencangan arteri atau saluran arteri yang kaku, (c) adanya prosedur
pembedahan pada arteri, aorta, carotid atau vertebra, (d) inflamasi pada
dinsing pembuluh darah seperti aromitis takayasu, Arteritis sel raksasa,
vaskulitis, (e) vaskulopati non inflammatory seperti penyakit moyamoya (ada
satu arteri pada otak yang terhambat laju aliran darahnya karena adanya
sumbatan emboli atau thrombus) dan dysplasia fibromuskular (adanya secret yang
menyebabkan adanya pertumbuhan abnormal pada arteri),
-
Penyakit pembuluh darah kecil
melibatkan arteri yang kecil di dalam otak, seperti cabang dari lingkaran
willis salah satunya, arteri serebral tengah, arteri batang otak dan arteri
yang menjadi cabang dari arteri vertebra dan atau basilar distal. Penyakit yang
ada karena terbentuknya trombhus di pembuluh darah kecil adalah (a)
lipohyalinosis (pembentukan hyaline lemak di pembuluh darah karena adanya darah
tinggi atau penuaan), (b) degenerasi fibrinoid (stroke yang karena adanya
factor usia atau kadang dikenal sebagai stroke lakunar) dan (c) mikroatheroma
(plak kecil-kecil yang terdapat pada aterosklerotik yang kecil)
Anemia
sel sabit yang bisa menyebabkan sel darah menjadi mengumpul dan bergerombol
kemudian menghalangi saluran pembuluh darah juga dapat menyebabkan serangan
stroke, dan stroke karena sel sabit ini menduduki peringkat ke dua pada orang
dengan usia dibawah 20 tahun dengan bawaan sel sabit.
(2) STROKE EMBOLIK
Stroke
embolik mengacu pada emboli arteri (penyumbatan arteri) oleh suatu embolus
(plak, partikel berjalan atau puning-puing di aliran darah arteri yang berasal
dari tempat lain, embolus juga bisa berupa thrombus tapi bisa juga berupa zat
lain seperti lemak (dari sumsum tulang, tulang patah, osteroporesis), udara,
sel kanker, kumpulan bakteri baik yang hidup ataupun yang sudah mati.
Karena
emboli muncul dan timbul dari tempat lain, maka terapi local hanya memecahkan
masalah untuk sementara saja, dan masih memberikan pekerjaan rumah yaitu
mencari sumber yang membuat embolus sekaligus mencegah dan menghilangkannya,
bila gejala hanya sementara bisa jadi embolus hanya lewat dan menyesaki
pembuluh darah hanya sementara dan selanjutnya bergerak dan pergi entah kemana
(syukur bila bergerak ke pembuluh darah yang semakin lebar atau tergerus dan
hilang sama sekali),
Emboli paling
sering timbul dan bermula dari jantung, tetapi juga bisa berasal dan timbul
dari tempat lain seperti di percabangan arterial.
Penyebab
stroke yang berhubungan dengan jantung dapat dibedakan antara resiko tinggi dan
stroke jantung resiko rendah :
(a)
Stroke resiko tinggi adalah fibrilasi
atrium dan fibrilasi atrium paroksimal, katup jantung (katup aorta, katup
mitral atau katup jantung buatan, thrombus jantung (baik di atrium atau
ventrikel), sindrom sinus akut, infark miokard kronis, gagal jantung kongestif,
kardiomiopati dilatasi, endokarditis marantic, endokarditis infektif, operasi
by pass dan sebagainya.
(b)
Stroke resiko rendah diantaranya
pengapuran katup mitralis dalam jantung, aneurisma septum atrium, aneurisma
ventrikel kiri tanpa thrombus, atheroma kompleks di aorta asenden dan
sebagainya
Diantara
mereka yang memiliki penyumbatan total salah satu arteri carotid, resiko stroke
pada sisi itu asekitar satu persen per tahunnya.
(3) HIPOPERFUSI SEREBRAL
Hipoperfusi
serebral adalah pengurangan aliran darah ke seluruh bagian otak, pengurangan
itu bisa ke bagian otak tertentu bergantung penyebabnya, hal ini paling sering
terjadi karena gagal jantung dan dikarenakan serangan jantung atau aritmia,
atau adanya penurunan curah jantung akibat dari infark miokard, emboli paru,
efusi pericardial atau perdarahan, hipoksemia (kandungan oksigen dalam darah
sangat rendah) dapat memicu hipoperfusi, karena pengurangan aliran darah
bersifat global, semua bagian otak mungkin terpengaruh, terutama daerah aliran pembuluh
darah utama yang mengacu pada kondisi saat suplai darah ke daerah ini
terganggu, aliran darah ke daerah ini tidak lantas terhenti begitu saja, namun
justru dapat mengurangi ke titik dimana kerusakan otak bisa terjadi,
(4) THROMBUS VENA
Trombhus
vena sering disebut sebagai thrombosis sinus vena serebral, dimana ini
menyebabkan stroke akibat tekanan vena local meningkat, yang melebihi tekanan
yang dihasilkan oleh arteri, infark yang ada kebih cenderung mengalami
transformasi hemoragik (bocornya darah ke daerah yang rusak) dibandingkan jenis
stroke iskemik lainnya.
(5) PERDARAHAN
INTRACEREBRAL
Hal ini
umumnya terjadi pada arteri kecil atau arteriola dan umumnya disebabkan oleh
adanya tekanan darah karena hipertensi, malformasi vascular intracranial (termasuk
angina kavernosus atau malformasi arterovenosa) atau infark yang menyebabkan
terjadinya perdarahan sekunder, penyebab potensial lainnya adalah trauma,
gangguan perdarahan, penggunaan obat-obatan terlarang (misal amfetamin atau
kokain), hematoma yang membesar hingga menekan jaringan disekitarnya bahkan
membatasi gerak jaringan tersebut, sepertiga kasus perdarahan intra serebral
masuk ke dalam ventrikel otak, dan sampai tahun 2016 tingkat kematiannya 44%,
lebih tinggi dari stroke iskemik atau perdarahan subaraknoid,
(6) SILENT STROKE (stroke
laten)
Sebuah silent
stroke (stroke laten) adalah stroke yang tidak memiliki atau tidak memberikan
gejala yang dapat dirasakan oleh pasien maupun tidak dapat terlihat oleh orang
disekitarnya dan si penderita atau pasien biasanya tidak sadar bila mereka
terkena stroke, (dan ini sangat bahaya) meskipun tidak menyebakan atau
menimbulkan gejala yang dapat dirasakan atau dilihat “silent stroke” stroke
laten masih mempunyai potensi merusak otak, dan menempatkan pasien pada resiko
serangan stroke iskemik transien dan bahkan mungkin stroke mayor pada masa
kedepannya, dan mereka yang sudah mengalami stroke mayor (stroke besar) akan
merasakan stroke yang berulang ulang, dalam sebuah penelitian pada tahun 1998
di USA lebih dari 11 juta orang diperkirakan akan mengalami berbagai macam stroke,
sekitar 770ribu sudah memberikan gejala pada pemeriksaan pencitraan medis,
stroke laten ini biasanya menyebabkan lesi yang terdeteksi melalui neuroimaging
atau MRI, beberapa yang menyebutkan sebagai stroke senyap ini diperkirakan
terjadi lebih dari lima kali laju stroke simtomatik, resiko silent stroke akan
meningkat seiring bertambahnya usia, namun juga dapat mempengaruhi orang dewasa
dan anak-anak terutama yang menderita anemia akut.
PATOFISIOLOGI
1-ISKEMIK
Stroke
Iskemik terjadi karena hilangnya suplai darah kebagian otak, dan otak mulai
kaskade iskemik (kaskade iskemik adalah serangkaian reaksi biokimia berulang yang
dimulai di otak atau jaringan aerob lain setelah beberapa detik hingga menit
setelah iskemia atau setelah aliran atau pasokan darah tidak memenuhi kebutuhan)
dan jaringan otak akan berhenti bekerja atau berhenti berfungsi bila kekurangan
oksigen dalam waktu tidak lebih dari 60 sampai 90 detik, dan setelah kira-kira
3 jam akan mengalami cedera ireversibel yang mungkin akan menyebabkan kematian
jaringan secara permanen yaitu infark, maka inilah sebabnya mengapa
fibrinolitik (anti-penggumpalan darah) diberikan hanya sampai tiga jam setelah
onset stroke dimulai, atherosclerosis dapat mengganggu laju aliran darah dengan
mempersempit lumen pembuluh darah yang menyebabkan pengurangan aliran darah
dengan adanya pembentukan bekuan darah di lumen tersebut, pembentukan bekuan
darah dapat terjadi dengan adanya emboli kecil-kecil yang banyak mengalir pada
lumen tersebut, infark emboli dapat terjadi pada saat emboli terbentuk di
tempat lain dalam sistem sirkulasi peredaran darah, biasanya terbentuk di
jantung masuk ke sirkulasi serebral, lalu masuk dan memblokir sirkulasi darah
ke otak, setelah sirkulasi darah ke otak terhambat dan pembuluh darah di otak
tersumbat maka otak menjadi sangat rendah energy, dengan demikian otak
menggunakan metaboliesme anaerob (tanpa oksigen) di daerah sebagian atau
seluruh otak sehingga otak terkena iskemia, metabolism anaerob akan
menghasilkan sedikit ATP (adenosine triposphat)sehingga menghasilkan produk sampingan
lain yaitu asam laktat, asam laktat ini adalah bersifat iritasi yang berpotensi
menghancurkan sel-sel otak yang mana asam laktat bersifat asam dan akan
mengganggu keseimbangan asam basa sel normal diotak, hingga sel tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, daerah ini dikalangan medis disebut “ischemic penumbra”
Karena
oksigen dan atau glukosa tidak sampai di jaringan otak yang terkena iskhemik,
maka produksi senyawa fosfat berenergi tinggi seperti ATP gagal diproduksi, kegagalan
ini menyebabkan proses yang bergantung pada energy fosfat untuk kelangsungan
hidup sel jaringan juga gagal, dan ini akan memicu serangkaian peristiwa yang
saling terkait yang mengakibatkan cedera hingga kematian sel.
Penyebab
utama terjadinya cedera pada neuron adalah adanya pelepasan glutamate
neurotransmitter eksitasi, konsentrasi glutamate diluar sel sistem saraf
biasanya dijaga agar tetap rendah oleh “serabut pembawa” yang didukung oleh
keseimbangan ion (terutama Na+) di dalam membrane sel, namun stroke menyebabkan
kurangnya pasokan oksigen dan glukosa yang memperkuat kerja pompa ion yang
mempertahankan keseimbangan ion ini, akibatnya keseimbangan ion transmembran
terganggu sehingga menurun konsentrasinya, dan transporter glutamate
membalikkan arahnya yaitu melepaskan hasilglutamatnya ke ruang ekstra seluler
(keluar sel), glutamate yang bekerja pada reseptor di sel saraf menarik dan
memasukan kalsium yang mengaktifkan enzim yang mencerna protein, lipid, dan
bahan renik lain, panas yang dihasilkan dari kesalahan metabolism ini juga
dapat menyebabkan kegagalan produk mitokondria, sehingga dapat menyebabkan kerusakan
energy lebih lanjut dan justru akan menyebabkan kematian sel akibat kegagalan
produk mitokondria yang dihasilkan.
Iskemik
juga menginduksi produksi radikal bebas dari oksigen dan oksigen yang sangat
reaktif lainnya, produk ini justru berreaksi dengan cara merusak sejumlah
elemen seluler dan ekstraseluler, kerusakan adalah pada lapisan pembuluh darah
atau endhotelium, radikal bebas oksigen ini juga memulai membetuk bendungan,
atau kanal penghambat sel induk yang sebenarnya sudah baik sehingga sel ini terhenti
di tengah jalan.
Proses ini
sama untuk semua jenis jaringan iskemik dan disebut sebagai kaskade iskemik
bila terjadi secara kolektif dan massif, dan kenyataannya bahwa jaringan otak
sangat rentan terhadap iskemia karena otak tinggal memiliki sedikit cadangan
oksigen dan sangat bergantung pada metabolism aerobic, dan tidak seperti
organ-organ lainnya.
Selain
efek merusak sel-sel pada otak, iskemia dan infark juga dapat mengakibatkan
hilangnya integritas structural atau hilangnya kestabilan jaringan otak dan
pembuluh darah, sebagian melalui pelepasan matriks metaloprotease, yang
merupakan enzim yang bergantung pada seng dan kalsium yang memecah kolagen,
asam hialuronat dan elemen lain dari jaringan ikat, protease lain juga
berkontribusi terhadap proses ini, hilangnya integritas vascular menyebabkan
kerusakan barier darah sebagai pelindung otak yang berkontribusi terhadap
terbentuknya udem serebral, yang menyebabkan cedera pada otak bila mulai
berkembang secara sekunder.
2-HEMORRAGIC
Hemorragik
stroke diklasifikasikan berdasarkan pada patologi yang mendasarinya, beberapa
penyebab stroke hemorragik adalah adanya perdarahan karena dipicu hipetensi, ruptur
aneurisma, rupture AV fistula, atau
transformasi infark iskemik sebelumnya, dan perdarahan akibat penggunaan
obat-obatan, mereka menyebabkan cedera jaringan dengan menyebabkan adanya
kompresi pada jaringan otak dari hematoma atau hematoma yang meluas, selain itu
tekanan ini dapat menyebabkan hilangnya suplai darah ke jaringan yang terkena
dampaknya dengan terjadinya infark yang dihasilkan dari darah yang keluar oleh
karena perdarahan di otak tampaknya akibat ini juga menyebabkan efek toksik
secara langsung pada jaringan otak dan pembuluh darah, jadi peradangan ini
berkontribusi pada cedera otak secara sekunder setelah terjadi perdarahan.
DIAGNOSA
Stroke
dalam menegakkan diagnosisnya dilakukan melalui beberapa teknik yaitu seperti
pemeriksaan neurologis, CT scan atau pemindaian MRI, ultrasound Doppler dan
atau arteriografi, diagnosis stroke ini sendiri bersifat klinis dengan bantuan
teknik pencitraan, teknik pencitraan juga membantu dalam menentukan subtype dan
penyebab stroke, belum ada tes darah yang secara umum dapat digunakan sebagai
dasar penegakkan diagnosis stroke itu sendiri, meskipun tes darah dirasa
mungkin membantu untuk menunjang mengetahui atau penegakkan kemungkinan adanya
penyebab stroke.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
fisik secara umum termasuk menelusuri riwayat penyakit dari dalam catatan medis
pasien, dari gejala yang timbul dan status neurologisnya, akan membantu
memberikan penilaian terhadap lokasi serta tingkat keparahan stroke, hal ini
dapat memberikan derajat skor atau standar pada skala stroke.
BERSAMBUNG-PADA
STROKE
2