Mengenal
Nyeri atau Rasa sakit nyeri ( bagian
1)
Klasifikasi secara medis atau nomenklatur
dalam pedoman buku rekam medis
|
|
Nyeri
atau rasa sakit : adalah perasaan tertekan yang
sering disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus, intens atau merusak rasa
nyaman, contoh seperti sesuatu yang menghentikan pergerakan jari di kaki, rasa
terbakar/membakar di jari, terkena cairan alcohol pada luka terbuka, atau terasa
tertekan dan terjepit pada tulang, dan masih banyak lagi,
Karena
nyeri adalah fenomena subjektif dan kompleks, yang menentukan rasa sakit adalah
si penderita dimana tiap individual merasakan hal yang sama akan tetapi berbeda
pada tingkatannya, dan kompleks karena dapat melibatkan berbagai hal, dan rasa
nyeri ini telah menjadi tantangan tersendiri oleh The International Association
for The Study of Pain’s yang kemudian mendifinisikan rasa nyeri sebagai “pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan
jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam hal kerusakan
tersebut." Sedangkan dalam diagnosis dunia medis, rasa sakit dianggap
sebagai gejala dari suatu kondisi tertentu yang mendasarinya.
Nyeri
memotivasi individu untuk menarik diri dari situasi yang nyaman sehingga
suasana sekitar terasa rusak atau tak lagi dihiraukan, dan ini suatu
manivestasi untuk melindungi bagian tubuh yang sakit pada saat proses menyembuhkan
(baik auto recovery maupun bantuan dari luar), dan untuk menghindari pengalaman
serupa di masa depan. Kebanyakan nyeri atau rasa sakit sembuh begitu rangsangan
berbahaya dikeluarkan dan tubuh telah sembuh (auto recovery oleh individu),
namun bisa bertahan meski hanya sebentar menghilangkan rasa nyeri atau rangsangan
sakit atau dengan metode penyembuhan dimana tubuh tidak merasa sakit nyeri
sementara dengan bantuan medis atau obat-obatan. Terkadang rasa nyeri atau sakit
timbul tanpa adanya rangsangan, kerusakan atau penyakit yang terdeteksi
sebelumnya.
Nyeri
atau rasa sakit adalah alasan paling umum untuk seseorang datang dan konsultasi
ke dokter atau tenaga medis di sebagian besar negara maju. Nyeri atau rasa
sakit adalah gejala utama dalam banyak kondisi medis, dan nyeri atau rasa sakit
dapat mengganggu utamanya kualitas hidup seseorang serta dapat mengganggu fungsi
tubuh lainnya yang tidak teras nyeri atau sakit pada seseorang. Obat nyeri yang
dikenal oleh masyarakat dan didapat secara umum di apotek atau tempat penjualan
obat ternyata dapat berguna mengurangi rasa sakit dan nyeri ini pada kisaran 20%
dinegara maju dan sampai 70% dinegara berkembang tiap kasusnya. Faktor lain
seperti psikologis (lingkungan dan keluarga), saran hipnotis atau berbicara
pada orang lain, suasana kegembiraan, atau menghilangkan gangguan dapat secara
signifikan mempengaruhi intensitas atau ketidaknyamanan rasa sakit atau nyeri
pada seseorang. Dalam beberapa argumen yang diajukan dalam proses (yang
sekarang masih dalam perdebatan) Bunuh diri dengan dibantu oleh tenaga dokter
atau perdebatan euthanasia atau digunakan untuk hukuman mati maka rasa sakit atau
nyeri telah digunakan sebagai argumen untuk mengizinkan orang-orang yang sakit
parah atau tidak tersembuhkan untuk mengakhiri hidup mereka.
Pada
era tahun 90-an, menanggapi kebutuhan akan sistem yang lebih bermanfaat untuk
menggambarkan rasa sakit yang kronis pada pasien maka International Association
for Study of Pain ( IASP ) mengklasifikasikan rasa sakit atau nyeri sesuai dengan
karakteristik spesifik sebagai berikut :
-
Daerah tubuh yang terlibat (misalnya
perut, tungkai bawah),
-
Sistem tubuh yang disfungsinya dapat
menyebabkan rasa sakit (misalnya, gugup, gastrointestinal),
-
Durasi dan pola terjadinya,
-
Intensitas dan waktu sejak onset
atau mulai terasa, dan
-
Sesuatu yang menyebabkan
Namun,
sistem ini telah dikritik oleh Clifford J Woolf, karena tidak memadai untuk pembimbingan,
penelitian maupun pengobatan. Woolf menyarankan tiga kelas rasa sakit atau
nyeri ini yaitu :
- Sakit nociceptive,
- Nyeri inflamasi yang berhubungan dengan kerusakan jaringan dan infiltrasi sel imun, dan
- Nyeri patologis yang merupakan keadaan penyakit yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf atau fungsi abnormalnya (misalnya fibromyalgia, neuropati, sakit kepala yang amat sangat, dll.)
Durasi
Nyeri
biasanya bersifat sementara, hanya bertahan sampai rangsangan berbahaya
dikeluarkan atau kerusakan atau patologi yang mendasarinya telah sembuh, namun
beberapa kondisi yang menyakitkan berulang, seperti rheumatoid arthritis,
neuropati perifer, kanker dan nyeri idiopatik, dapat berlangsung bertahun-tahun
bahkan hingga akhir hayat. Rasa sakit nyeri yang berlangsung lama dan atau
berulang biasa disebut nyeri kronis atau persisten, dan rasa sakit nyeri yang cepat
sembuh disebut akut.
Secara
tradisional, perbedaan antara nyeri akut dan nyeri kronis
bergantung pada interval waktu yang berlangsung atau bekerja sejak onset
dimulai, yang paling umum digunakan adalah 3 bulan dan 6 bulan sejak timbulnya
rasa sakit, meskipun beberapa ahli teori dan peneliti telah
menempatkan transisi dari nyeri akut ke kronis pada waktu setelah 12 bulan. Adapula
yang menggunakan prinsip nyeri akut bila rasa sakit nyeri berlangsung
kurang dari 30 hari dan Nyeri kronis
bila dengan durasi lebih dari enam bulan, dan ada kelas nyeri subakut
yang berlangsung dari satu sampai enam bulan. Definisi alternatif yang populer
dari rasa sakit nyeri kronis, yang tidak melibatkan jangka waktu yang
tidak ditentukan, adalah "rasa sakit yang melampaui periode penyembuhan
yang diharapkan". Rasa sakit nyeri kronis dapat diklasifikasikan sebagai
nyeri kanker atau yang lainnya yang tidak berbahaya.
Nociceptive
Nyeri
nociceptive disebabkan oleh stimulasi serabut syaraf sensorik yang merespons
rangsangan mendekati atau melebihi intensitas high alert ( nociceptors ), dan
dapat diklasifikasikan sesuai dengan mode stimulasi tingkat tinggi. Kategori
yang paling umum adalah "termal" (misalnya panas atau dingin),
"mekanis" (misalnya menghancurkan, merobek, menggunting, dll.) Dan
"bahan kimia" (misalnya yodium dalam potongan atau bahan kimia yang
dilepaskan selama peradangan). Beberapa nociceptors merespons lebih dari satu
dari modalitas ini dan akibatnya ditunjuk sebagai polymodal.
Nyeri
nociceptive juga dapat dibagi menjadi nyeri "viseral", "somatik
dalam" dan "dangkal". Struktur visceral sangat peka terhadap
peregangan, iskemia, peradangan dan pembengkaan, namun relatif tidak sensitif
terhadap rangsangan lain yang biasanya menimbulkan rasa sakit pada struktur
lain, seperti pembakaran dan pemotongan. Nyeri viseral berdifusi, sulit
ditemukan dan sering dirujuk ke struktur yang jauh, biasanya dangkal, kadang
disertai mual dan muntah dan kurang dapat digambarkan. Rasa sakit nyeri somatik
diprakarsai oleh stimulasi nociceptors pada ligamen, tendon, tulang,
pembuluh darah, dan otot. Contoh diantaranya adalah termasuk keseleo, dan patah
tulang.
Nyeri
superfisial dimulai dengan aktivasi nociceptors di kulit atau jaringan
superfisial lainnya, dan tajam, terdeteksi dengan baik dan jelas letaknya.
Contoh luka terbuka yang menghasilkan nyeri somatik superfisial meliputi luka
ringan dan luka bakar ringan (derajat pertama), dsb
Neuropathic
Nyeri
neuropatik disebabkan oleh kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi bagian
system syaraf dimanapun dibagian tubuh, yang terlibat ( system somatosensor).
Nyeri neuropatik perifer sering digambarkan sebagai rasa "terbakar",
"kesemutan", "kena listrik", "tusukan", atau
"duri dan jarum" serta gesekan dari “funny bone” menimbulkan nyeri
neuropatik perifer akut.
PhantomPain
Nyeri
phantom adalah rasa sakit yang dirasakan di bagian tubuh yang telah hilang atau
nyeri yang seharusnya otak tidak lagi menerima sinyal nyeri tersebut. Ini
adalah jenis nyeri neuropatik. Misal nyeri tungkai phantom dimana tungkai telah
diamputasi, ini adalah pengalaman atau keadaan umum nyeri phantom
Prevalensi
nyeri phantom pada amputasi ekstermitas atas hampir 82% timbul, dan pada
amputasi anggota badan bagian bawah adalah 54%. Satu studi menemukan bahwa
delapan hari setelah amputasi, 72% pasien mengalami nyeri tungkai phantom, dan pasien
yang nyeri phantom berulang pada enam bulan kemudian, 67% melaporkannya.
Beberapa pasien diamputasi mengalami rasa sakit terus menerus yang bervariasi dalam
intensitas maupun kualitasnya; Ada yang mengalami beberapa serangan per harinya,
atau hanya terjadi satu atau dua minggu sekali atau dalam hitungan bulan. Hal
ini sering digambarkan sebagai rasa yang nyeri biasa hingga terasa seperti rasa
terbakar atau kram. Jika rasa sakit terus berlanjut dalam waktu lama, bagian
tubuh yang utuh bisa menjadi peka hingga terganggu, sehingga menyentuh atau
bersentuhan dengan mereka dapat menimbulkan rasa sakit pada pasien di anggota
badan yang sudah diamputasi, ( nyeri hantu atau nyeri baying-bayang).
Beberapa
therapy dilakukan diantaranya adalah dengan :
- 1.
anestesi per-IV secara lokal ke
dalam saraf atau daerah sensitif dapat mengurangi rasa sakit selama berapa
hari, beberapa rminggu, atau kadang-kadang ada yang dapat menghasilkan secara
permanen, meskipun obat-obat tersebut tidak dipakai atau diberikan kepada
pasien dalam hitungan jam, Suntikan kecil garam hipertonik ke dalam jaringan
lunak di antara vertebra menghasilkan pengurangan rasa sakit lokal yang
menyebar ke anggota badan yang telah diamputasi selama sepuluh menit atau lebih
dan mungkin diikuti beberapa jam, minggu atau bahkan lebih lama menghilangkan
sebagian atau total dari rasa sakit pada bagian yang telah diamputasi. Getaran
kuat atau rangsangan listrik, atau arus dari elektroda yang diinjeksikan ke
sumsum tulang belakang, dapat menghasilkan kenyamanan pada beberapa pasien
tertentu.
- 2.
Cermin kotak terapi, cermin kotak
terapi menghasilkan ilusi gerakan dan sentuhan dalam anggota badan yang telah
diamputasi yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan rasa sakit, dengan
memberikan perlakuan pada bagian tubuh yang sama yang masih ada.
- 3.
Paraplegia, adalah hilangnya sensasi
dan kontrol motorik setelah kerusakan sumsum tulang belakang yang serius, dapat
disertai dengan rasa sesak seperti pemakaian korset, pada tingkat kerusakan
sumsum tulang belakang, nhyeri visceral yang ditimbulkan oleh kandung kemih
atau usus, atau, dalam 5% sampai 10% persen dari Paraplegics, atau pasien
dengan bagian tubuh yang telah diamputasi merasakan nyeri di daerah kehilangan anggota
badan dengan sensorik total. Nyeri tubuh yang telah di amputasi ini awalnya
digambarkan sebagai rasa yang terbakar atau kesemutan namun bisa berkembang
menjadi rasa sakit yang amat sangat, atau sensasi api yang membakar kaki atau seperti
pisau yang berputar dalam di dalam badan. Onset mungkin segera terjadi dan
sembuh atau mungkin tidak terjadi bertahun-tahun setelah terjadi luka.
Perawatan bedah jarang memberikan kelegaan atau kenyamanan yang permanen.
Psychogenic
Rasa
nyeri psikogenik, juga disebut sakit jiwa atau sakit somatoform,
adalah rasa sakit yang disebabkan, meningkat, atau berkepanjangannya rasa nyeri
oleh faktor mental, emosional, atau perilaku. Sakit atau nyeri kepala, sakit atau
nyeri punggung, dan sakit perut kadang didiagnosis sebagai psikogenik.
Penderita sering mengalami stigmatisasi, karena baik profesional medis maupun
masyarakat umum cenderung berpikir bahwa rasa sakit yang bersumber dari
psikologis selalu dianggap “tidak nyata". Namun, para spesialis menganggap
bahwa alasan tersebut tidak jelas dan kurang aktual atau justru lebih menyakitkan
daripada rasa sakit dari sumber lain yang sudah jelas.
Orang
dengan rasa sakit nyeri dengan jangka waktu yang panjang sering menunjukkan gangguan
mental atau psikologis, dengan skor yang semakin pada skala hitungan “Multiply
Line Personality Inventory Minnesota” dari hysteria, depresi dan hypocondriasis.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa inilah neurotisme yang menyebabkan rasa
sakit akut berubah menjadi kronis, namun ada yang menemukan bukti klinis yang
menunjukkan sebaliknya, yaitu pada rasa sakit kronis yang menyebabkan
neurotisme. Bila rasa sakit jangka panjang berkurang dengan intervensi
terapeutik, skor pada triad neurotik dan kegelisahan turun, seringkali sampai
tingkat normal. Percaya diri dan harga diri yang seringkali rendah pada pasien
nyeri kronis dapat menunjukkan perbaikan setelah rasa sakit teratasi.
Istilah
'psikogenik' mengasumsikan bahwa diagnosis medis begitu sempurna sehingga semua
penyebab nyeri organik dapat dideteksi; Sayangnya, kita jauh dari infalibilitas
seperti itu
... Terlalu sering, diagnosis neurosis sebagai penyebab rasa sakit
nyeri menyembunyikan ketidaktahuan kita akan banyak hal yang masih tersembunyi dari obat nyeri dan rasa sakit nyeri itu sendiri.
-Ronald Melzack,
1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar